Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Korupsi, Mungkinkah Harga Sentul City Anjlok?

Kompas.com - 03/10/2014, 08:22 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Terkait status tersangka Presiden Direktur PT Sentul City Tbk, Kwee Cahyadi Kumala yang ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sentimen pasar langsung melemah.

Hal tersebut ditandai dengan anjloknya harga saham perseroan sebesar 12,7 persen sehari setelah penangkapan Kwee Cahyadi. Namun, bagaimana pengaruhnya terhadap harga properti, terutama rumah?

Head of Research Savills PCI, Anton Sitorus, menampik kemungkinan harga rumah di proyek Sentul City bakal anjlok.

"Pengaruhnya terhadap penurunan harga rumah nggak ada. Yang paling mungkin terjadi adalah sentimen pasar melemah. Itu pun terjadi di kalangan yang mengetahui atau melek informasi dan mengikuti kasus tersebut," tukas Anton kepada Kompas.com, Jumat (3/10/2014).

Anjloknya harga akibat kasus korupsi atau kasus hukum lainnya, tambah Anton, tidak pernah terjadi dalam sejarah bisnis properti.

"Namun, untuk menjaga kinerja penjualan, ya perusahaan harus menghindari praktik-praktik kotor di lapangan yang tidak sesuai regulasi. Good corporate governance harus diterapkan agar melemahnya sentimen pasar tidak terlalu lama," ucapnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, mengutarakan, dampak psikologisnya justru akan sangat besar, pasar tidak akan lagi percaya terhadap perusahaan.

"Meski pun perusahaan ini dan proyeknya sehat, namun kepercayaan pasar akan anjlok. Demikian halnya dengan reputasi dan kredibilitasnya akan menurun," ujar Ali, Kamis (2/10/2014).

Lebih jauh lagi, kata Ali, kinerja penjualan pun terganggu. "Masa depan Sentul City akan sangat ditentukan langkah-langkah manajemen dalam mengelola kasus korupsi tersebut," tambah Ali.

Sentul City yang dikembangkan sejak 1993, sebagaimana diklaim Wakil Presiden Direktur PT Sentul City Tbk., Andrian Budi Utama, dalam beberapa tahun terakhir memperlihatkan kinerja positif. Nilai investasi terus tumbuh serentang 20 persen hingga 25 persen.

"Harga rumah terendah saat ini mencapai Rp 900 juta dan tertinggi Rp 20 miliar untuk rumah berdimensi 400/1000," ujar Andrian, Rabu (1/10/2014).

Sementara harga lahan di kawasan perumahan sekitar Rp 7 juta-Rp 13 juta per meter persegi. Sementara untuk harga lahan di kaasan komersial menyentuh level Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi.

Padahal, pada tahun 2006, setahun setelah perseroan terbebas dari kasus pailit, harga lahan masih berada pada posisi Rp 300.000 per meter persegi untuk kaasan perumahan, dan Rp 1 juta per meter persegi untuk lahan komersial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com