Penetapan Cahyadi sebagai tersangka merupakan pengembangan kasus konversi hutan di Kabupaten Bogor yang menjerat Bupati Bogor Rachmat Yasin dan perwakilan PT Bukit Jonggol Asri Yohan Yap sebagai tersangka.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, secara kelembagaan, PT Sentul City Tbk., memang tidak terkait. Namun, secara personal, Kwee Cahyadi merupakan pimpinan yang menentukan arah kebijakan perseroan, perencanaan dan bagaimana eksekusi di lapangan.
"Memang harus dibedakan antara proyek dan kepentingan personal yang bersangkutan. Namun, apa pun itu, pengaruh kasus itu sangat berdampak secara psikologis terhadap PT Sentul City sebagai organisasi perusahaan, dan juga proyek perumahan yang mereka kembangkan yakni Sentul City. Reputasi dan kredibilitas yang selama ini terbangun, akan menurun di mata masyarakat, terutama konsumen," papar Ali kepada Kompas.com, Kamis (2/10/2014).
PT Sentul City, lanjut Ali, selama ini telah menunjukkan performa positif. Tingkat penjualannya terus bertumbuh hingga mencapai triliunan rupiah. "Pendek kata, perusahaan ini sehat. Pendapatan terus naik. Namun sangat disayangkan, kasus ini bakal memengaruhi penjualan dan kinerja mereka ke depan. Konsumen gak akan percaya lagi," tutur Ali.
Selain bakal kehilangan kepercayaan pasar, tambah dia, perseroan juga akan kesulitan dalam pencarian pembiayaan (financing), atau kredit perbankan. "Kemarin saja sahamnya sudah jatuh (turun 12,7 persen, red). Kasus ini menimbulkan kekhawatiran pasar atau investor yang sebelumnya ingin bekerjasama," tandas Ali.
Sementara CEO Leads Property Indonesia, Hendra Hartono, menyarankan agar manajemen PT Sentul City Tbk., melakukan transparansi dengan menggelar jumpa pers segera. Penjelasan mengenai tidak terkaitnya perseroan dengan kepentingan personal.
"Itu harus dilakukan untuk menjaga kinerja yang telah terbangun dengan baik selama ini. Terapkan good corporate governance. Bahwa kasus tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Sentul City secara struktural organisasi," tutur Hendra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.