Di Tengah Konflik, Hotel Ekonomi Israel Terus Naik

Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya tingkat hunian rerata dari sebelumnya 69 persen pada tahun 2012 lalu, menjadi 70 persen pada tahun berikutnya. Sementara tarif kamar rerata harian (average daily rate atau ADR) di loma lokasi kunci Israel mencapai 190 dollar AS (Rp 2,3 juta) pada 2013. Angka ini lebih tinggi ketimbang 2012 yang mencapai rerata 178 dollar AS (Rp 2,1 juta).

ADR Tel Aviv merupakan tertinggi di negeri itu dengan pencapaian 234 dollar AS (Rp 2,8 juta) dan Eilat di angka 188 dollar AS (Rp 2,2 juta).

Tak hanya ADR, Israel juga mengalami pertumbuhan pendapatan per kamar yang tersedia (revenue per avalaibale room arat RevPAR) menjadi 133 dollar AS (Rp 1,6 juta) pada 2013 ketimbang 122 dollar AS (Rp 1,5 juta) pada 2012.

Peningkatan RevPAR tersebut menegaskan potensi pariwisata negeri ini. Kedatangan turis juga menunjukkan pertumbuhan signifikan pada periode yang sama.

Namun, sementara jumlah turis domestik meningkat, wisatawan internasional justru menurun. Penurunan disebabkan oleh konflik politik dan ketegangan di wilayah Timur Tengah. Asosiasi Pariwisata Israel memperkirakan kerusakan industri pariwisata pada semester I 2014 mencapai 500 juta dollar AS (Rp 6 triliun).

"Sudah jelas bahwa banyak wisatawan hanya akan mulai kembali ke negara setelah masalah yang paling mendesak di wilayah ini diselesaikan dan stabilitas keamanan terjamin. Industri pariwisata akan meningkat pesat di seluruh segmen. Karena Israel memiliki banyak potensi dalam hal budaya, alam, bisnis dan konferensi internasional," kata Kepala HVS London, Russel Kett.

Israel menawarkan peluang bagi pemain hotel internasional untuk melakukan ekspansi bisnis. Bisnis pariwisata akan cepat pulih seiring operasi militer dalam menciptakan stabilitas keamanan wilayah.