Bahkan, di Bandung, rivalitas tak terelakkan, kala PT Adhi Persada Properti berhasil merampungkan konstruksi struktur Taman Melati Jatinangor, dan akan bersiap membangun The Jasmin Park @ Pasteur.
"Saat ini proses perizinan masih berlangsung. Akhir tahun kami harapkan sudah bisa memulai pembangunan," ujar Direktur Utama PT Adhi Persada Properti, Ipuk Nimpuno, Sabtu (20/9/2014).
Menyusul PT Wika Realty yang telah lebih dulu masuk pasar Bandung dengan proyek Tamansari Panoramic. Apartemen ini sudah diserahterimakan dan beroperasi secara bertahap. Selain Tamansari Panoramic, PT Wika Realty juga menggarap Tamansari La Grande yang saat ini sudah mencapai pembangunan struktur lantai atas.
Tamansari La Grande Bandung merupakan proyek yang memadukan apartemen dengan kondominium hotel dan berlokasi di pusat kota yakni Jl Merdeka.
Tak mau kalah, PT HK Realtindo juga segera membesut The H Residence Bandung awal 2015 mendatang. "Bandung merupakan pasar yang sangat besar dan lebar ceruknya dengan dominasi kelas menengah. Jadi kami berani melahirkan proyek untuk kelas ini dengan kisaran harga Rp 600 juta hingga Rp 1,5 miliar," kata Direktur Utama PT HK Realtindo, Putut Ariwibowo, Senin (22/9/2014).
Di kota Bandung, baik PT Wika Realty maupun PT Adhi Persada Properti, sukses mendulang penjualan signifikan. PT Adhi Persada Properti telah menjual 70 persen dari total Rp 758 unit dengan nilai sekitar Rp 300 miliar.
Sedangkan PT Wika Realty sukses membukukan penjualan La Grande Merdeka sebanyak 240 uni dengan kisaran harga Rp 16 juta hingga Rp 22 juta per meter persegi.
Sementara kota lainnya yang juga digarap para pengembang pelat merah ini adalah Manado. Ibu kota Sulawesi Utara ini dianggap makin menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan akseptansi pasar yang kuat.
PT Wika Realty merupakan pelopor pengembang BUMN yang menggarap pasar Manado. Mereka membangun Tamansari Lagoon dengan menggandeng PT Filadelfia Family Blessing. Tak main-main, jika kelak rampung, bangunan ini merupakan yang terjangkung di Manado.
Tamansari Lagoon merupakan proyek mixed use yang meliputi apartemen, kondotel, dan komersial. Pembangunan menelan investasi sebesar Rp 200 miliar. Saat ini sudah memasuki tahapan topping off (penutupan atap).
"Kami rencanakan akan mulai diserahterimakan pada Januari 2015 nanti," ujar Budi Saddewa Soediro, Direktur Utama PT Wika Realty.
Surabaya
Panasnya "perseteruan" juga sangat terasa di Surabaya. Di kota terbesar kedua Indonesia ini, PT Wika Realty mengusung Tamansari De Papilio yang sudah terserap 70 persen dari total 446 unit apartemen dan 230 unit kondotel.
Sementara PT Adhi Persada Properti tengah memasarkan Taman Melati Mulyorejo, Surabaya, sebanyak 1.053 unit dengan nilai proyek Rp 378 miliar. Bergeser sedikit ke selatan, mereka membesut Taman Melati Dinoyo, Malang, sebanyak 1.300 unit dengan nilai proyek Rp 190 miliar.
Surabaya juga diincar PT HK Realtindo. Mereka akan masuk pasar ini pada 2015 dengan menawarkan The H Residence.
"Surabaya kuat dan permintaan tinggi, sementara pasokan terbatas. Kami bermain di ceruk menengah. Sekarang sedang proses perizinan. Semoga tahun depan sudah bisa membangun," tandas Putut.
Baca juga:
"Perang" Sengit Pengembang BUMN di Sektor Apartemen (I)
"Perang" Snegit Pengembang BUMN di Sektor Apartemen (II)