Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Perang" Sengit Pengembang BUMN di Sektor Apartemen (I)

Kompas.com - 22/09/2014, 17:23 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Termotivasi menghasilkan profit maksimal sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 19 tahun 2003, empat pengembang BUMN bersaing ketat. Bukan sembarang persaingan, melainkan "perang" sengit menyangkut strategi bisnis, pendanaan, marketing, produk, harga, hingga kinerja penjualan.

Aroma "peperangan" tercium sangit di sektor apartemen, baik apartemen untuk kelas menengah-bawah dengan harga Rp 12 juta hingga Rp 14 juta per meter persegi, maupun apartemen kelas menengah-menengah dengan harga Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi.

Keempat pengembang BUMN yang tercatat sangat agresif melakukan diversifikasi produk dan ekspansi apartemen ke berbagai daerah adalah PT Adhi Karya (persero) Tbk melalui PT Adhi Persada Properti, PT PP (persero) Tbk melalui tentakel PT PP Properti, PT Hutama Karya (persero) melalui PT HK Realtindo, dan PT Wijaya Karya (persero) Tbk melalui sayap bisnis properti PT Wika Realty.

Mengapa keempatnya kompak mengorientasikan bisnis di sektor apartemen?

Direktur Utama PT HK Realtindo, Putut Ariwibowo, menjelaskan, apartemen merupakan hunian yang sangat dibutuhkan masyarakat perkotaan, khususnya kalangan menengah. Segmen pasar inilah yang merupakan ceruk pasar terbesar dalam struktur pasar properti di Indonesia.

"Ada sekitar 65 juta hingga 70 juta kelas menengah di Indonesia. Belum seluruhnya punya rumah atau hunian representatif. Kebutuhan tersebut semakin membengkak karena Indonesia masih mengalami defisit hunian hingga saat ini sebanyak 15 juta unit. Belum lagi nanti tahun depan, betapa besar ceruk pasarnya," tutur Putut kepada Kompas.com, Senin (22/9/2014).

Hal senada diamini Direktur Utama PT Adhi Persada Properti, Ipuk Nimpuno. Menurut dia, apartemen dengan kisaran harga menengah sangat diminati pasar. Apalagi apartemen dengan rentang harga sekitar Rp 300 juta hingga Rp 1 miliar.

"Apartemen dengan kisaran harga segitu sangat diminati pasar. Cepat laku, return on investment-nya tinggi. Di pasar seken juga harganya terus naik," timpal Ipuk, Sabtu (20/9/2014).

Mudah dimafhumi jika kemudian apartemen dianggap sebagai komoditas yang sangat seksi. Kedua pengembang BUMN tersebut mencatat kinerja penjualan meyakinkan hingga Agustus 2014. PT HK Realtindo sudah membukukan penjualan Rp 300 miliar dari target total Rp 800 miliar tahun ini.

"Meskipun masih di bawah Rp 500 miliar, namun pencapaian ini lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Terlebih, tahun ini adalah tahun politik, banyak konsumen yang masih menunggu," ujar Putut.

Sementara PT Adhi Persada Properti telah membukukan angka Rp 600 miliar dari target total Rp 1,7 triliun. PT Wika Realty berhasil mencapai penjualan Rp 600 miliar daro target total Rp 1,3 triliun.

Banjir proyek

Saat ini, PT HK Realtindo tengah mengembangkan apartemen Enviro di Jababeka City, The H Residence Kemayoran, Jakarta Pusat, berupa dua twin tower apartemen sebanyak 3.000 unit. Twin tower pertama, kata Putut, merupakan hasil akuisisi Rajawali Apartment Tower Chrysant. Sementara twin tower kedua akan dimulai pembangunannya kuartal I 2014.

Sementara proyek baru yang akan direalisasikan tahun 2015 mendatang adalah The H Residence Bandung, Jawa Barat, sebanyak 500 unit, The H Mansion Balikpapan sebanyak 380 unit, dan The H Residence Surabaya.

Demikian halnya dengan Adhi Persada Properti. Setelah Taman Melati Jatinangor di Bandung sebanyak 780 unit, tutup atap, pengembang ini bersiap membangun Taman Melati Dinoyo senilai Rp 190 miliar di Malang, Taman Melati Mulyorejo (Rp 266 miliar) di Surabaya, dan Grand Taman Melati di Depok.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau