Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Perang" Sengit Pengembang BUMN di Sektor Apartemen (II)

Kompas.com - 23/09/2014, 08:26 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persaingan ketat antarpengembang BUMN semakin kentara sejak dua tahun terakhir. Mereka tak hanya terus berlomba mengeluarkan produk apartemen terbaru, melainkan juga merambah daerah dengan dana belanja modal ratusan miliar rupiah.

Direktur Utama PT HK Realtindo, Putut Ariwibowo, mengatakan, perusahaan harus lebih berkembang dari tahun sebelumnya, dengan penambahan cadangan lahan dan juga portofolio aset properti. Oleh karena itu, terobosan baru harus dilakukan. Di antaranya ekspansi ke daerah.

"Kami saat ini memiliki lebih dari 100 hektar cadangan lahan di luar wilayah Jadebotabek. Kami akan memanfaatkannya menjadi properti-properti bernilai tinggi. Apartemen, pasti. Selain itu kami juga akan bangun hotel. Apartemen itu bangunnya gampang, jualnya juga cepat," ujar Putut kepada Kompas.com, Senin (22/9/2014).

Terlebih, lanjut Putut, apartemen dengan rentang harga di bawah Rp 500 juta. Pasar pasti menyerap dengan cepat, dalam hitungan minggu atau bulan. "Pembelinya, selain end user juga investor. End user ini jumlahnya ternyata sangat banyak. Mereka adalah pembeli yang baru akan memiliki hunian pertama. Ini ceruknya besar, selain kelas menengah tentu saja," imbuhnya.

Demikian halnya dengan apartemen yang ditawarkan dengan harga Rp 400 juta hingga Rp 1 miliar. Putut mengungkapkan pengalamannya menjual The H Residence di Cawang, Jakarta Timur, sangat cepat. Padahal, di sebelahnya PT Wika Realty tengah menawarkan produk serupa juga dengan kisaran harga sama, yakni Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per meter persegi.

PT Adhi Persada Properti juga mengalami hal yang sama. Menurut Direktur Utama, Ipuk Nimpuno, apartemen Grand Taman Melati yang kelasnya lebih tinggi ketimbang Taman melati Margonda, laris manis terjual tak sampai setengah tahun.

"Peminatnya luar biasa banyak. Selain orang tua yang menyekolahkan anaknya di kampus-kampus Depok, juga investor yang sudah punya hunian sebelumnya, dan para dosen serta sivitas akademika lainnya. Bayangkan, di Depok sendiri ada banyak perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta yang mahasiswanya atau dosennya butuh rumah kos atau hunian," jelas Ipuk, Sabtu (20/9/2014).

Jor-joran belanja modal

Guna mendanai ekspansi membangun apartemen di daerah, mereka jor-joran menyiapkan belanja modal. Tahun ini, PT HK Realtindo telah menyiapkan belanja modal Rp 600 miliar. Jumlah yang sama dikeluarkan PT Adhi Persada Properti. Sementara PT PP Properti menganggarkan belanja modal sebesar Rp 446 miliar.

"Tahun depan, kami menyiapkan dana sekitar Rp 1 triliun. Dana ini digunakan untuk membiayai proyek-proyek apartemen di Balikpapan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung," ungkap Putut.

Sementara PT Adhi Persada Properti merogoh kocek 20 persen lebih tinggi dari besaran belanja modal tahun ini.

"Belanja modal tahun depan pasti tumbuh. Kami perkirakan sekitar 20 persen pertumbuhannya dibanding tahun 2014. Kami akan manfaatkan dana itu untuk merealisasikan pembangunan apartemen di Bandung, Surabaya, Malang, dan Bekasi," jelas Ipuk.

Baca: "Perang" Sengit Pengembang BUMN di Sektor Apartemen (I)
"Perang" Sengit Pengembang BUMN di Sektor Apartemen (III)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau