"Pasar Cirebon sangat potensial karena merupakan kawasan perlintasan dari Jakarta menuju Surabaya dan sebaliknya. Banyak pebisnis membutuhkan hunian dan ruang usaha yang belum diakomodasi dengan baik karena pasokannya terbatas," ujar Project Manager Yohanes Sukiman, kepada Kompas.com, Kamis (11/9/2014).
Produk-produk tersebut, kata Yohanes, diserap oleh pembeli asal Cirebon sebanyak 80 persen dan konsumen luar kota sebesar 20 persen. Konsumen luar kota itu berasal dari Medan, Jakarta, Surabaya, dan Makassar.
"Mereka membeli dengan cara tunai keras dan tunai bertahap sebanyak 70 persen, sementara yang menggunakan fasilitas KPR hanya 30 persen. Namun demikian, sebagian besar dari pembeli ini adalah pengguna akhir (end user)," katanya.
Adapun harga unit-unit hunian dipatok sekitar Rp 700 juta hingga Rp 1 miliar. Sementara itu, harga unit-unit ruko berkisar antara Rp 1 miliar hingga Rp 1,25 miliar.
Citraland Cirebon sendiri merupakan kawasan hunian terpadu seluas 40 hektar. Kawasan ini dikembangkan melalui kerjasama operasional dengan PT Budi Sari Murni Aji (BSMA) berskema revenue sharing.
Di dalam kawasan ini akan dikembangkan sekitar 1.350 unit properti yang terdiri atas 7 klaster dan 6 blok ruko, serta fasilitas pelengkap lainnya yakni sport center, sekolah, pusat kuliner, hipermarket, perkantoran, dan pengembangan masa depan, yakni pusat belanja.
Secara keseluruhan, pembangunan Citraland Cirebon ditargetkan rampung dalam 10 hingga 15 tahun ke depan dengan potensi pertumbuhan harga 20 persen per tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.