Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyetop Mata Rantai Penyakit Lewat Lantai

Kompas.com - 13/08/2014, 07:13 WIB
Tabita Diela

Penulis


KOMPAS.com -
Usaha menyetop mata rantai penyakit bisa dimulai dari hal sederhana. Alih-alih mengenalkan teknologi tinggi, mahasiswa Stanford University mengenalkan metode sederhana yang mampu membuat lantai tanah lebih aman digunakan oleh masyarakat di Rwanda.

Sebuah penelitian dari UC Berkeley dan World Bank menemukan bahwa lantai beton efektif menghambat penyebaran penyakit, seperti diare. UC Berkeley dan World Bank secara khusus memantau penggunaan beton murah di Meksiko. Sayangnya, beton murah pun belum tentu bisa diakses oleh masyarakat yang berada jauh di bawah garis kemiskinan.

Gayatri Datar, mahasiswa Stanford, menghitung biaya untuk menutup permukaan lantai rumah dengan beton di Rwanda membutuhkan sekitar 500 dollar AS (Rp 5,8 juta). Jumlah ini setara dengan rata-rata penghasilan penduduk setempat selama dua bulan. Hal tersebut dia temukan ketika mengunjungi Rwanda dalam rangka kunjungan Stanford University Design School. Datar juga menemukan bahwa 80 persen rumah di Rwanda menggunakan lantai tanah.

Menanggapi hal tersebut, Datar bersama koleganya menjalankan program EarthEnable. Program yang termasuk dalam gerakan Design for Extreme Affordability di bawah Stanford University tersebut bertujuan menyediakan lantai sehat dan terjangkau untuk 80 persen penduduk Rwanda. Khususnya, penduduk yang hanya mampu menggunakan lantai tanah di rumahnya.

Solusi yang mereka perkenalkan cukup murah. Jika dengan beton membutuhkan 500 dollar, maka untuk luas yang sama menggunakan "EarthEnable" hanya membutuhkan 30 dollar AS (Rp 350.600). Solusi ini menggunakan material alami, misalnya batu kerikil, tanah liat, pasir, dan serat. Kemudian, permukaannya disegel dengan minyak pengering. Sayangnya, program ini  mendapat tantangan karena minyak biji rami, yang biasa digunakan sebagai minyak pengering, harganya mahal.

"Inovasi EarthEnable adalah teknologi eksklusif yang mengubah minyak lokal menjadi minyak pengeringan yang berfungsi sama baiknya dengan minyak biji rami, namun lebih hemat 15 persen. Hal ini memungkinkan penduduk Rwanda mampu menjangkau rumah yang lebih sehat," tulis situs EarthEnable.

Datar mengungkapkan bahwa minyak lokal yang bisa dimanfaatkan tersebut adalah minyak kacang kedelai. "Sekarang kita memiliki minyak yang terhitung hanya 2 dollar AS per liter, ketimbang 12,50 dollar AS per liter," ujar Datar.

Berikut ini penjelasan langsung dari Gayatri Datar mengenai metode pembuatan lantai sehat yang sederhana di Rwanda. Dalam video ini, Datar juga mengharapkan dukungan masyarakat dunia atas kegiatan yang dia rintis bersama koleganya tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com