Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apartemen di Semarang Hanya untuk Investasi?

Kompas.com - 01/08/2014, 17:22 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Tak ada yang menampik bahwa Semarang tak kalah pesat dibanding kota-kota lainnya di Pulau Jawa. Demikian halnya dengan sektor properti komersial terutama hotel dan kondominium-hotel (kondotel).

Menurut data DPD REI Jawa Tengah, hingga Juli 2014, terdapat 16 hotel dan kondotel esksisting serta 10 hotel dalam tahap konstruksi. Sementara apartemen saat ini terdapat setidaknya dua bangunan yang sudah beroperasi dan enam masih dalam tahap konstruksi.

"Semarang aktual demikian pesat dan menjadi incaran investor serta pelaku bisnis. Hotel-hotel penuh dengan tingkat okupansi di atas 70 persen. Penjualan rumah dan apartemen pun bagus," tutur Ketua DPD REI Jawa Tengah, MR Priyanto kepada Kompas.com, Jumat (1/8/2014).

Semarang, lanjut Priyanto, merupakan kota transit yang sangat hidup dan lengkap fasilitasnya yang dibutuhkan para pebisnis dan investor. Infrastruktur yang saat ini sedang dan akan dikembangkan menstimulasi pergerakan pembangunan properti, terutama properti akomodasi.

"Karena itulah kami lebih memilih membangun hotel dengan fasilitas pelengkap pusat belanja ketimbang apartemen. Itu lantaran pertumbuhan subsektor perhotelan dan pusat belanja sangat pesat," kata Direktur Operasional Sun Motor Group, Budianto Wiharto, Rabu (31/7/2014).

Sun Motor Group melalui Sunindo Primaland, tambah Budianto, akan mengembangkan properti multifungsi yang berlokasi di sekitar area Bandar Udara Ahmad Yani. Properti multifungsi ini mencakup hotel berklasifikasi bintang 4 dan pusat belanja.

Bagaimana dengan apartemen?

Menurut Priyanto, penjualan apartemen di Semarang memang positif. Namun, tidak seperti Jakarta yang sangat membutuhkan hunian vertikal sebagai strategi tepat mengatasi masalah perkotaan seperti macet, populasi padat, dan urbanisasi, Semarang justru belum saatnya.

"Warga Semarang masih meminati hunian tapak ketimbang apartemen. Karenanya para pembeli apartemen pun didominasi oleh investor atau mereka yang memiliki motif investasi. Apartemen di sini tidak untuk ditempati. Ibaratnya, apartemen itu rumah kedua, ketiga dan seterusnya," ucap Priyanto.

Terbukti, tambah dia, beberapa bangunan apartemen eksisting dikonversi fungsinya menajdi penginapan atau hotel. Itu lantaran kinerja subsektor perhotelan sedang dalam masa puncak. Pemain kakap sekelas Ciputra Group saja sampai harus membangun hotel ekonomi CitraDream Hotel, demikian pula Intiland Development dengan Whiz Hotel dan Metland dengan @Hom.

"Selain itu, konsep apartemen yang ditawarkan di Semarang kurang menarik karena tidak dibarengi dengan fasilitas yang lengkap seperti apartemen Kalibata City, atau Tanjung Duren. Bangunan apartemen di sini stand alone sehingga penghuni harus ke luar kawasan untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari," tandas Priyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau