Selama menjabat sebagai Wali Kota Solo pada 2005-2012, Jokowi dikenal tegas dan galak. Terlebih dalam hal perizinan untuk pembangunan properti komersial.
"Jokowi itu galak. Dia tak segan menolak proposal proyek pembangunan properti komersial yang tak sesuai peruntukan. Dia juga akan menolak proposal proyek baru bila di suatu lokasi sudah terdapat beberapa proyek serupa," ungkap Direktur Operasional Sun Motor Group, pengembang Solo Paragon, Budianto Wiharto, kepada Kompas.com, Kamis (31/7/2014).
Pendek kata, lanjut Budianto, Jokowi mampu membuat pengembang "ketar-ketir". Pengembang tidak memiliki ruang untuk leluasa menyiasati perizinan. Proposal proyek harus betul-betul dikaji kelayakannya, proporsional antara pasokan (supply) dan kebutuhan (demand), serta terpenuhi seluruh perizinannya.
"Pengalaman kami dulu saat membangun pusat belanja Solo Paragon, juga begitu. Kami harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Beruntung semua perizinan dan persyaratan lainnya kami penuhi. Jadinya, Solo Paragon merupakan mal terakhir yang direstui Pak Jokowi," tambah Budianto.
Hanya, kata dia, Jokowi mewanti-wanti Sun Motor Group untuk tidak hanya mengejar keuntungan dan modernitas. Kearifan lokal berupa budaya tradisional seperti wayang, pedagang lokal, dan juga material lokal harus diakomodasi.
Walhasil, fasad depan Solo Paragon dihiasi elemen dekorasi pewayangan. Selain itu, Sun Motor Group juga memberi kesempatan kepada pedagang lokal untuk membuka gerainya di dalam mal.
Sementara itu, Jokowi di mata Direktur Utama Kini Jaya Indah, Ichsan Hidayat, merupakan sosok yang akan membawa pengaruh positif terhadap sektor properti di Solo, Semarang, Yogyakarta, dan juga kota-kota lainnya di seluruh Indonesia.
"Pembangunan infrastruktur yang merupakan faktor penting pendorong pertumbuhan sektor properti kami yakini akan dipercepat. Komitmennya saat debat Pilpres yang akan mengutamakan pembangunan infrastruktur sangat baik buat pasar properti," tandas Ichsan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.