Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

REI: Sektor Properti Layak Dimasukkan Industri Strategis!

Kompas.com - 15/07/2014, 14:02 WIB
Latief

Penulis

Sumber Antara
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI terpilih nanti harus menempatkan Kementerian Perumahan Rakyat di bawah koordinasi Kementerian Perekonomian. Hal tersebut diperlukan karena selama ini industri properti nasional memberikan multiplier effect cukup tinggi terhadap perekonomian nasional.

Demikian dikatakan Ketua Umum DPP Realestate Indonesia (REI), Eddy Hussy, pada acara diskusi dan buka bersama wartawan di Jakarta, Senin (14/7/2014). Dia mengatakan, untuk itu sektor properti menjadi salah satu sektor yang layak dimasukkan sebagai industri strategis karena berkaitan dengan perumahan yang merupakan kebutuhan utama masyarakat.

"Industri properti merupakan industri strategis yang memerlukan arah pengembangan dan perencanaan untuk dapat mengangkat dan mendorong secara optimal potensi yang ada di dalamnya," kata Eddy.

Terbukti, berdasarkan data Lembaga Penelitian Ekonomi Universitas Indonesia (LPEUI), ada sebanyak 175 industri dan jasa yang terkait pertumbuhan industri properti nasional.

"Selama ini pemerintah juga mengukur laju pertumbuhan ekonomi dengan melihat pertumbuhan sektor properti, apalagi konten bahan baku lokal dalam pengembangan industri properti sebagian besar menggunakan material dalam negeri," ujar Eddy.

Eddy menambahkan, pihaknya optimistis sektor properti akan tetap berjalan dengan baik  pascapilres, dengan asumsi penyelenggaraan pemilu secara keseluruhan berlangsung damai, tanpa gejolak yang berarti, dan pelaksanaan semua jadwal pemilu sampai pelantikan pemerintah baru sesuai jadwal. Berkembangnya sektor properti juga diperkirakan semakin pesat bila struktur kabinet baru berisi orang-orang yang kompeten di bidangnya dan kondisi makro-ekonomi bertambah baik secara bertahap.

"Bila semua skenario itu berjalan dengan baik, maka pengembang yang kini tengah konsolidasi akan mulai melakukan ekspansi proyek properti kembali pascapilpres. Demikian juga konsumen yang kini menunggu perkembangan atau menahan rencana pembelian maka setelah pemilu berlangsung aman, diperkirakan mereka bakal segera melakukan transaksi,” kata Eddy.

Sebelumnya, berdasarkan riset Jones Lang Lasalle (JLL) pertumbuhan sewa kantor di Jakarta pada 2014 akan melambat, setelah dinilai tertinggi di Asia-Pasifik pada 2013. JLL memperkirakan pertumbuhan sewa kantor di Jakarta akan menurun tajam pada 2014.

Penurunan tingkat pertumbuhan sewa kantor terjadi karena pihak korporasi yang akan beraktivitas di Ibu Kota RI itu akan bersikap hati-hati antara lain karena adanya Pemilu 2014. Di sisi lain, Jakarta merupakan kota yang mengalami pertumbuhan sewa kantor tertinggi yoy sebesar 15,5 persen, jauh melampaui pertumbuhan di kota lainnya seperti Taipei (5,5 persen), Sidney (5,1 persen) dan Tokyo (4,8 persen).

Sebelumnya, konsultan properti internasional lainnya, Cushman & Wakefield juga menyatakan pertumbuhan harga sewa perkantoran di Jakarta tercatat merupakan yang tertinggi di antara kota-kota di kawasan Asia Pasifik.

"Kota-kota berkembang terus mendominasi pertumbuhan harga sewa di tingkat regional (Asia Pasifik), seperti di Jakarta yang mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan 33 kota lainnya di Asia," ujar Kepala Riset Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau