"Petaka" tak hanya berhenti di situ. Piala Dunia 2014 ternyata telah menyeret Brasil ke dalam kubangan keterpurukan. Bahkan, mengutip Bloomberg, pertumbuhan ekonomi melambat 1,35 persen tahun ini ketimbang 2013. Angka ini lebih rendah dari rerata pertumbuhan ekonomi negara-negara Amerika Latin lainnya.
Khusus industri perhotelan, tingkat huniannya pun jatuh 3 persen menjadi 65 persen dengan tingkat rerata harian merosot 0,5 persen dibandingkan pertumbuhan 7,7 persen pada 2012. Ini bisa terjadi karena, menjelang laga Piala Dunia, ada banyak pembangunan hotel baru. Sayangnya, hotel-hotel tersebut bermasalah.
Menurut The Washington Post, banyak hotel yang tidak bisa digunakan saat Piala Dunia karena konstruksinya belum rampung. Ada juga proyek hotel yang mangkrak dan ditinggalkan begitu saja karena sang pemilik kekurangan dana.
Olimpiade 2016
Piala Dunia sudah berakhir. Namun, Brasil masih akan berada pada pusaran kesibukan yang sama, yakni Olimpiade Musim Panas 2016. Perhatian mereka kini terkonsentrasi pada olimpiade. Beberapa nama besar di sektor properti ikut ambil bagian.
Sebut saja Trump Rio di Rio de Janeiro, yang berisi 171 kamar. Hotel ini diharapkan sudah buka saat olimpiade berlangsung. Selain itu, ada dua menara Porta Maravilha yang masing-masing berisi 244 kamar dan 350 kamar.
Ada pula Hyatt Palace, yang dijadwalkan beroperasi bersamaan dengan pembukaan Olimpiade Musim Panas 2016. Hotel ini merupakan salah satu dari sembilan hotel di seluruh Brasil yang akan dibuka pada musim panas.