Namun, pesta olahraga akbar Piala Dunia FIFA 2014, kata Tostevin, justru sangat berjasa mendongkrak pasar properti Brasil, khususnya Rio de Janeiro, di mata investor internasional.
"Hal ini tidak mengherankan karena Rio de Janeiro sekarang tumbuh lebih cepat ketimbang São Paulo. Laju pertumbuhan harga rumah tahunan di Rio de Janeiro memuncak hingga 40 persen pada tahun 2010, namun melambat menjadi 15 persen pada 2013," kata Tostevin.Sementara São Paulo yang merupakan ibukota keuangan Brasil, lanjut dia, tak semenarik Rio de Janeiro yang justru menawarkan sebuah distrik keuangan utama. Beberapa perusahaan multinasional berbasis di sana.
Selain itu, Rio juga rumah bagi sejumlah besar perusahaan minyak dan gas, organisasi telekomunikasi, hiburan dan media. Harga sewa kantornya terus tumbuh sebesar 37 persen pada 2010-2011. Pertumbuhan diprediksi akan terus berlanjut seiring perhelatan sepakbola Piala Dunia FIFA 2014.
Bahkan, Luxury Estate, berani mengatakan bahwa Rio de Janeiro merupakan tempat yang paling populer untuk pembeli properti mancanegara diikuti Sao Paulo. Mereka yang berinvestasi properti di ini terpincut pembangunan infrastruktur seiring Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016 yang akan memicu pertumbuhan modal properti semakin menjanjikan.
Terbukti, jumlah pembeli asing terus meningkat. Orang Amerika Serikat tumbuh 7 persen, Perancis 6 persen, Italia 5 persen, Jerman 4 persen, Spanyol 3 persen, Portugal 2 persen, Inggris 2 persen dan Rusia 1 persen.