Demikian laporan konsultan properti DTZ yang dipublikasikan Selasa (27/5/2014). DTZ menyebutkan, selama ini pembeli Indonesia memborong properti di Distrik 9, 10, dan 11. Satu dari lima properti yang dipasarkan di kawasan-kawasan tersebut, pasti dibeli oleh orang Indonesia.
Menurut DTZ, pembeli Indonesia secara historis merupakan kontributor terbesar terhadap total permintaan luar negeri untuk hunian di distrik 9, 10 dan 11 yang mencakup properti kelas atas di sekitar Orchard Road, Tanglin, Bukit Timah dan Holland Road.
Namun jumlah pembeli Indonesia yang berburu properti di ketiga distrik premium tersebut menurun dari rerata 32 persen yang tercatat pada kuartal pertama 2011 dan kuartal ketiga 2013.
Sebaliknya, selama kuartal pertama tahun ini, jumlah orang Indonesia yang berburu properti di kawasan non-premium seperti Distrik 19 (Hougang dan Sengkang) dan Distrik 28 (Seletar dan Yio Chu Kang) justru membeludak.
DTZ mengatakan properti Singapura tetap menjadi pilihan yang menarik untuk pembeli Indonesia, terutama mengingat pemilihan presiden pada bulan Juli mendatang. Mereka menjadi semakin sensitif terhadap harga.Meski demikian, mayoritas atau 35 persen orang Indonesia membeli properti senilai 1 juta dollar Singapura atau setara Rp 9,2 miliar per unit.