Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, memprediksi tingginya harga sewa ruang kantor di central business district (CBD) Jakarta, membuka peluang kawasan barat-selatan, khususnya Serpong menjadi incaran berikutnya setelah koridor TB Simatupang.
"Perkantoran merupakan salah satu sektor yang akan berkembang, kemudian apartemen dan juga pusat belanja. Pasalnya, selama ini perusahaan-perusahaan yang beroperasi dan membuka industri di kawasan Tangerang, berkantor di ruko-ruko. Jadi, peluang perkantoran bertingkat tinggi sangat terbuka lebar," papar Ferry kepada Kompas.com.
Saat ini, harga rerata sewa ruang kantor di CBD Jakarta telah menembus angka 30 dollar hingga 45 dollar per meter persegi, sementara perkantoran yang dipatok dalam harga sewa Rupiah, mencapai angka rerata Rp 350.000 per meter persegi. Demikian halnya ruang perkantoran di koridor TB Simatupang yang berada pada posisi 20 dollar AS hingga 25 dollar AS per meter persegi.
Tingginya harga tersebut memaksa para penyewa atau perusahaan-perusahaan untuk berpikir ulang bila melakukan ekspansi bisnis (usaha) dengan membuka kantor baru di pusat kota Jakarta. Dengan harga tinggi, menjadi tidak layak lagi dan membuat pengeluaran perusahaan tidak efektif.
Beberapa pengembang telah memanfaatkan momentum ini dengan membangun gedung perkantoran atau mengalokasikan lahannya sebagai zonasi khusus komersial. Sebut saja PT Merdeka Ronov yang membesut gedung perkantoran The Associate dalam proyek terpadu Intermark.
Demikian halnya dengan PT Bumi Serpong Damai Tbk yang mengalokasikan lahan khusus untuk perkantoran berkonsep built to suit setelah sukses dengan Green Office Park. Selain itu, mereka juga berhasil menggandeng beberapa perusahaan raksasa berkantor di BSD City, macam Unilever, dan Trakindo.
Selain perkantoran, bisnis lain yang punya masa depan cerah adalah apartemen. Harga lahan yang terus merangkak naik, dan tingginya kebutuhan hunian juga merupakan peluang yang dapat menciptakan profit center baru.
Terlebih pasokan apartemen saat ini masih terbatas, sementara masyarakat yang ingin tinggal di Serpong namun dana terbatas begitu banyak. Proyek apartemen yang saat ini tengah dikerjakan adalah The Brooklyn, Silkwood Residence, Kubika Homy, dan Intermark. Harga jual dipatok berkisar antara Rp 10 juta hingga Rp 16 juta per meter persegi.
Menyusul bisnis berikutnya yang terdorong perkembangan populasi di kawasan ini adalah pusat belanja yang mengakomodasi kebutuhan sehari-hari (daily needs), hobby, dan gaya hidup. Tak mengherankan bila pengembang Jepang pun ikut mengantisipasi pertumbuhan Serpong dengan membangun AEON Mall.
"Populasi yang sudah terbentuk lama dalam jumlah besar tentu menderivasi kebutuhan pusat belanja. Penghuni perumahan adalah ceruk pasar bagi properti jenis pusat belanja atau ruang ritel lainnya," pungkas Ferry.
Jumlah pusat belanja di Serpong saat ini mendominasi komposisi di seluruh Tangerang. Terdapat The Breeze, Teras Kota, Plaza BSD, WTC Matahari, CBD Serpong, Alam Sutera Mal, Living World, dan Summarecon Mall Serpong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.