Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Dikembangkan, Harga Lahan Meroket Tajam!

Kompas.com - 14/05/2014, 19:32 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah menjadi rahasia umum, lahan kosong yang dijadikan garapan pengembang besar akan meroket harga jualnya. Tak tanggung-tanggung, harga lahan bisa melesat sampai jutaan Rupiah per meter persegi.

Hal ini dipertegas Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk., Johannes Mardjuki. Menurutnya, lahan kosong akan lebih tinggi nilainya jika dikembangkan menjadi properti-properti perumahan, dan komersial, lengkap beserta aksesibilitas dan infrastruktur.

"Contohnya di Bekasi. Lima tahun lalu, sebelum kami masuk, harga jual di bawah Rp 1 juta per meter persegi. Untuk menjual dengan patokan harga Rp 1 juta hingga Rp 2 juta sangat susah. Kini, setelah dikembangkan berbagai jenis properti dan juga akses langsung berupa fly over, harga lahan mencapai Rp 9 juta hingga Rp 10 juta per meter persegi," urai Johannes kepada Kompas.com, Rabu (14/5/2014).

Sementara di Surabaya Barat dan Timur yang merupakan wilayah pengembangan PT Pakuwon Jati Tbk., saat ini sudah mencapai kisaran Rp 10 juta hingga Rp 13 juta per meter persegi.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk., Minarto Basuki, mengatakan Surabaya Barat dan Timur bukanlah kawasan central business district (CBD). Namun, karena dikembangkan secara simultan, harga lahan terus meroket.

"Kehadiran berbagai macam properti seperti apartemen, hotel, pusat belanja, perumahan yang dilengkapi berbagai fasilitas penunjang lainnya merupakan kontributor terbesar kenaikan tajam harga lahan," kata Minarto.

Baik Minarto maupun Johannes sepakat, pertumbuhan kenaikan harga lahan juga lebih tinggi di kawasan dengan pengembangan aktif ketimbang kawasan lainnya. Bahkan bila dibandingkan dengan CBD.

"Oleh karena itu, kami memilih untuk tidak menjual kavling siap bangun. Karena kami sadar, harga lahan akan terus menanjak. Kami memilih menjual lahan dan bangunan. Itu lebih menguntungkan dan potensial menambah pendapatan perseroan," imbuh Minarto.

Alhasil, pengembang raksasa sekaliber Bumi Serpong Damai, Lippo Karawaci, Summarecon Agung, Ciputra Development dan Pakuwon Jati, gencar mengakuisisi lahan baru dan menjadikannya sebagai cadangan lahan (land bank) untuk menjaga pertumbuhan pendapatan tetap positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau