Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerah, Masa Depan Properti di Dua Kawasan Ini...

Kompas.com - 06/05/2014, 12:35 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Cempaka Putih, dan Pulomas pernah dikenal sebagai konsentrasi pejabat dan kalangan elite lapis kedua negeri ini. Namun, dalam perkembangannya kemudian, kedua kawasan ini lambat bergerak ketimbang kawasan elite lain.

Bahkan bila dibandingkan dengan kawasan pertumbuhan baru, Cempaka Putih dan Pulomas sangat jauh tertinggal. Padahal, lokasinya tak kalah strategis dengan aksesibilitas yang sangat memadai. Keduanya terhubung oleh jaringan transportasi tol dalam kota, busway, dan kelak mass rapid transit (MRT) jalur hijau.

Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, mengatakan, meskipun dalam perspektif pembangunan properti tertinggal, kedua kawasan ini punya peluang besar untuk menjadi pusat-pusat pertumbuhan baru.

"Kebon Sirih sudah padat, Kemayoran terhambat status lahan HPL (hak pengelolaan lahan), dan Kelapa Gading harga lahan dan propertinya selangit. Jadi, ini saatnya bagi Cempaka Putih, dan Pulomas tampil ke permukaan. Kedua kawasan ini punya nilai jual lebih yakni aksesibilitas dan juga ketersediaan lahan matang yang masih banyak," tutur Arief kepada Kompas.com, Selasa (6/5/2014).

Lebih jauh Arief melanjutkan, sudah banyak perusahaan yang mulai merelokasi kantornya dari ruko ke gedung perkantoran vertikal. Perusahaan-perusahaan ini juga membutuhkan hunian representatif untuk para karyawannya.

"Namun demikian, saya melihat properti kelas menengah yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang harus dikembangkan di sini. Pasar akan menyerap dengan baik. Jangan terlalu tinggi kelasnya, karena karakter pasar di sini berbeda. Meskipun terdapat perumahan elite, namun tidak serta merta akan membeli properti sekelas," ujar Arief.

Skala besar

Fenomena awal bangkitnya kawasan Cempaka Putih dan Pulomas terlihat dari pengembangan properti skala besar. Di antaranya Holland Village yang dilansir PT Lippo Karawaci Tbk, dan Sentosa Residence Jakarta yang dibangun Bahama Group.

Holland Village proyek yang mengintegrasikan sembilan jenis properti, yakni apartemen, menara perkantoran grade A, hotel, pusat perbelanjaan serta dan hiburan, rumah sakit yang dikelola oleh Siloam Hospitals Group, sekolah internasional oleh Yayasan Pelita Harapan, serta truang terbuka hijau, dan lainnya.

Sedangkan Sentosa Residence Jakarta dikembangkan Bahama Group melalui PT Cempaka Sinergy Realty. Berdiri di atas lahan seluas 27.000 m2, proyek ini meliputi 2 menara serviced residences, yaitu Sentosa West & East Residence, 4 menara private residential, 1 gedung perkantoran dan 1 masjid. Keseluruhan luas bangunannya mencapai 110.000 m2.

Untuk tahap pertama dipasarkan Sentosa West Residence yang mencakup 182 unit serviced residences. Sentosa Worldwide Resort yang akan menjadi pengelolanya. Pasar serviced residence dianggapmemiliki prospek menjanjikan di Jakarta. Pasalnya, kebutuhan tersebut terus meningkat, yang ditandai dengan kehadiran industri-industri domestik dan multinasional. Khusus di Cempaka Putih saat ini terdapat perusahaan Penanam Modal Asing (PMA) asal Jepang, Korea dan India.

Menurut Head of Marketing Sentosa Residence Jakarta, Pungko Wicaksono, hingga kuartal I 2014, pihaknya mencatat kinerja penjualan sebanyak 100 unit. "Posisi harga aktual saat ini mencapai Rp 24 juta hingga Rp 29 juta per meter persegi. Para pembeli tak hanya berasal dari Jakarta, melainkan juga asal Kalimantan," buka Pungko.

Sementara Lippo memperkenalkan Lippo Tower Holland Village terlebih dahulu pada 9 Mei 2014. Chief of Marketing Officer Lippo Homes, Jopy Rusli, mengatakan Lippo Tower Holland Village mengalami kelebihan pesanan sebesar 130 persen.

"Lippo Tower didesain sesuai standar menara perkantoran modern yang mencakup penggunaan double glaze exterior. Hal tersebut akan memungkinkan penghematan penggunaan listrik maupun pendingin ruangan, serta mempunyai akses kontrol dan kamera pengawas yang memberikan tingkat keamanan tinggi," ujar Jopy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau