Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Properti Singapura Digoyang Isu SARA

Kompas.com - 05/05/2014, 10:46 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber ibtimes
KOMPAS.com - Tantangan yang dialami pasar properti Singapura semakin berat. Pasca kejatuhan harga, kali ini diguncang isu SARA. Hal ini dipicu oleh fenomena maraknya pemilik lahan dan bangunan yang menolak menyewakan asetnya kepada orang Tiongkok daratan dan India.

Ancaman ini semakin meluas dan dikhawatirkan akan memperburuk kondisi pasar properti di negeri mungil ini. Menurut Citizen Online, para pemilik bangunan terang-terangan mempromosikan iklan mereka di situs properti online dengan mencantumkan syarat-syarat penyewa.

Padahal, Singapura adalah negara dengan penduduk beragam etnis yakni 74 persen merupakan etnis Tiongkok, 13 persen Melayu, 9 persen India, dan 3 persen dari beragam kelompok lainnya.

Sembilan dari 10 penduduk Singapura memiliki rumah sendiri. Sementara sisanya memilih untuk menyewa. Nah, sisa penduduk inilah yang menjadi sasaran prasangka SARA baru-baru ini.

Terang saja, perlakuan diskriminatif tersebut membuat gusar kalangan minoritas. Presiden Universal Society of Hinduism (USH), Rajan Zed, telah meminta Presiden Singapura Tony Tan dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong untuk mengakhiri prasangka tersebut.

Namun, bagi praktisi properti, penolakan pemilik properti terhadap dua etnis tersebut adalah hal biasa di pasar sewa Singapura. Pasalnya, selama ini, kedua etnis tersebut dianggap tidak memperlakukan rumah sewa tersebut sebagaimana mestinya. Selain tentu saja perbedaan budaya.

Seorang ekspatriat India mengatakan agennya memberikan informasi bahwa banyak pemilik rumah sewa akan menolak untuk menyewakannya karena etnis India selalu memasak kari dengan bau yang menyengat.

"Mereka juga jorok, dan jarang yang membersihkan rumah secara mingguan. Bahkan kotoran sisa masakan dibiarkan selama berbulan-bulan. Mereka mungkin banyak menggunakan rempah-rempah yang mengeluarkan bau sehingga banyak orang tidak suka," ujar seorang agen properti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com