Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Kawasan Ini Bakal "Meledak" dalam Tiga Tahun Mendatang

Kompas.com - 23/04/2014, 17:46 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga kawasan berikut ini diprediksi bakal mengalami ledakan properti dan bertransformasi menjadi pusat bisnis komersial baru dalam tiga tahun mendatang. Pasalnya semua syarat yang harus dipenuhi sebuah kawasan untuk dikembangkan sebagai central business district (CBD), terdapat di sini.

Ketiga kawasan tersebut adalah Slipi, MT Haryono, dan Kemayoran. Terdapat banyak proyek yang sedang dikembangkan, baik properti bergenre multifungsi (mixed use development), maupun mandiri (stand alone).

Head of Research JLL, Anton Sitorus, mengatakan, ketiga kawasan tersebut memiliki syarat menjadi pusat bisnis komersial berikutnya setelah kawasan segitiga emas Jakarta, dan koridor Simatupang. Syarat tersebut adalah infrastruktur, aksesibilitas, dan proximity (kedekatan) dengan CBD utama Jakarta (Sudirman-Kuningan-Thamrin).

"Hal tersebut didukung nilai lahan yang relatif masih lebih rendah ketimbang kawasan segitiga emas Jakarta lainnya. Selain itu dilintasi jaringan transportasi berupa jalan tol, rencana monorel, busway, mass rapid transit, dan sebagainya," kata Anton kepada Kompas.com, Rabu (23/4/2014).

Slipi dalam kacamata Senior Associate Director and Head of Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia, Arief N Rahardjo, merupakan area paling aktif bersama Puri Indah di wilayah Jakarta Barat. Tingkat hunian perkantoran tumbuh 1 persen secara tahunan. Rendahnya pertumbuhan ini lebih disebabkan sedikitnya pasokan tambahan. Sementara permintaan sebesar 13 persen.

"Perusahaan-perusahaan yang memilih berkantor di kawasan ini bergerak di bidang industri kimia, manufaktur, perdagangan, perbankan, dan keuangan. Dalam dua tahun ke depan akan terdapat pasokan baru sebanyak 86.800 meter persegi atau sekitar 7,4 persen dari total suplai perkantoran non-CBD. Harga sewa rerata mencapai Rp 178.900 atau meroket 28,7 persen dari tahun lalu," papar Arief.

Termasuk ke dalam pasokan mendatang itu adalah Summarecon Slipi yang berada di atas lahan seluas 1,2 hektar. Di sini, PT Summarecon Agung Tbk akan membangun perkantoran dan perhotelan.

Berikutnya adalah Kemayoran. Tingkat hunian di kawasan yang dikelola Pusat Pengelolaan Kompleks Kemayoran (PPKK) Sekretariat Negara ini tercatat meningkat 2,6 persen lebih tinggi ketimbang tahun 2013 menjadi 92,4 persen. Permintaan pun tak kalah melesat yakni sebanyak 36 persen dari market share non-CBD keseluruhan.

Perusahaan yang bermukim di kawasan ini antara lain perbankan dan keuangan, asuransi, konsultan, perkapalan, dan perdagangan. Pasokan baru hingga 2017 mendatang sebanyak 157.900 meter persegi atau 13,4 persen dari total pasokan baru non-CBD. Adapun harga sewa rerata mencapai Rp 155.500 per meter persegi, melonjak 26 persen dari tahun lalu.

Tak kalah dengan Kemayoran, dan Slipi adalah koridor MT Haryono (Cawang) yang paling aktif di area Jakarta Timur. Tingkat hunian stabil di angka 94,1 persen di tengah pasar yang sangat tipis. permintaan pun masih sedikit, hanya 0,5 persen dari komposisi pasar non-CBD.

Perusahaan yang beroperasi di sini adalah perbankan dan keuangan, asuransi, konsultan, manufaktur dan distributor. Harga sewa rerata dipatok pada angka Rp 142.600 per meter persegi atau meningkat 10 persen dari tahun lalu. Adapun pengembangan utama di kawasan ini adalah menara perkantoran WIKA.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau