Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Sektor Rumah Mewah, Hongkong "Kalah" dari Jakarta

Kompas.com - 21/02/2014, 15:36 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Sumber SCMP
KOMPAS.com - Tidak seperti Jakarta yang masih saja perkasa untuk sektor hunian mewah,  Hongkong justru kian terpuruk. Pasar rumah mewah terus melemah.

Kondisi tersebut memaksa pemilik rumah memangkas harga sewa dan bahkan menawarkan gimmick berupa insentif agar penyewa tak hengkang ke tempat lain.

Koreksi harga sewa sudah terjadi di kawasan South Island dan di The Peak. Kedua kawasan ini terkena pukulan paling berat akibat langkanya kedatangan ekspatriat sebagai pasar utama rumah sewa.

Para penyewa lajang memilih relokasi ke kawasan Sai Ying Pun, dan Lohas Park in Tseung Kwan O. Sementara Clearwater Bay, Sai Kung, serta Discovery Bay merupakan kawasan populer yang menjadi rujukan penyewa berkeluarga.

Head of Residential Leasing and Relocation Services Jones Lang LaSalle Hongkong, Anne-Marie Sage, mengungkapkan, pasar rumah sewa secara umum anjlok 3,3 persen selama 2013. South Island dan The Peak mencatat kemerosotan paling tajam yakni 7 persen per tahun.

"Hal tersebut terjadi terutama pada rumah-rumah dengan harga sewa 100.000 dollar Hongkong (Rp 151,3 juta) per bulan. Berkurangnya peminat juga terjadi pada rumah dengan sewa 300.000 dollar Hongkong (Rp 453,9 juta) per bulan," ujar Anne-Marie.

Penurunan jumlah keluarga ekspatriat yang datang ke Hongkong merupakan alasan utama sentimen negatif ini. Mereka yang bekerja di sektor jasa keuangan adalah captive market untuk pasar rumah sewa.

Penurunan tersebut, lanjut Anne, akan berlanjut tahun ini. Dia memperkirakan, berkurangnya permintaan bisa mencapai 5 persen secara tahunan ketimbang 2013.

Landscope Christie International Real Estate, bahkan memperlihatkan data lebih suram. Menurut Kong Keng-shing, pendiri konsultan properti tersebut, rumah sewa konsep flat yang ditawarkan seharga 100.000 dollar Hongkong hingga 200.000 dollar Hongkong per bulan, melorot tajam hingga 10 persen. Kondisi tersebut memicu pemilik gedung membonsai harga sewa sebesar 20 persen.

Sebelumnya, ekspatriat penerima paket tunjangan perumahan yang disediakan oleh perusahaan, bersedia menyewa rumah dengan pembayaran di muka lebih tinggi dari seharusnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau