Kendati tidak akan segencar tahun-tahun sebelumnya, namun penjualan aset-aset besar tetap akan terjadi tahun ini. Hal tersebut diutarakan Head of Research Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton Sitorus, kepada Kompas.com, Selasa (11/2/2014).
Menurutnya, penjualan bakal dilakukan pengembang dengan portofolio properti yang memiliki kinerja buruk dan konsolidasi dilakukan sebagai antisipasi melemahnya makro ekonomi, regulasi Bank Indonesia, dan aktivitas politik.
"Pengembang akan melakukan konsolidasi. Bisa dengan menunda peluncuran proyek baru, pembelian lahan baru, atau bahkan menjual aset. Ini hanya masalah momentum. Bila hasil Pemilihan Umum berjalan mulus dan menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan ekspektasi dan diterima banyak kalangan, maka properti akan booming lagi, menyamai atau bahkan melebihi siklus 2010 dan 2011," jelas Anton.
Pengambilalihan properti baik eksisting atau sedang dalam konstruksi bakal terus terjadi. Hanya, menurut Anton, tidak segencar tahun-tahun sebelumnya, karena investor juga menyadari bahwa sentimen pasar sedang tidak mendukung.
"Properti yang bakal diambil alih adalah yang kinerjanya pas-pasan, seperti pusat belanja dengan tingkat hunian dan kunjungan rendah, gedung perkantoran yang terus menunjukkan penurunan okupansi dan properti-properti yang menghasilkan revenue kecil," urai Anton.
Untuk diketahui, Epicentrum Walk milik PT Bakrie Swasakti Utama dibeli oleh PT BSD Tbk senilai Rp 297 miliar.
Menurut Director-Corporate Secretary PT Bumi Serpong Damai Tbk, Hermawan Wijaya, pembelian Epicentrum Walk merupakan langkah bisnis strategis dalam rangka meningkatkan porsi pendapatan berulang dalam lima tahun ke depan.
"Kami akan meningkatkan porsi recurring income menjadi 20 persen, sementara saat ini baru berjalan 15 persen. Sebagian besar lagi merupakan pendapatan pengembangan (development income)," ujar Hermawan.
Epicentrum Walk merupakan pusat komersial ritel seluas 14.850 meter persegi dengan area sewa efektif 10.772 meter persegi. Saat ini, tingkat huniannya mencapai 85 persen, termasuk penyewa utama di dalamnya adalah Farmer's Market, dan Electronic City.
Sejak beroperasi pada 2010, Epicentrum Walk mengalami kenaikan keuntungan sewa sebesar 8,5 persen dengan tarif dasar sewa dari Rp 85.000 menjadi Rp 350.000 per meter persegi per bulan.
Hasil penjualan Epicentrum Walk tersebut, menurut CEO Bakrie Swasakti Utama, Wawan Guratno, dimanfaatkan untuk belanja lahan di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Kebutuhan dana pembebasan lahan tersebut senilai Rp 2 triliun, karena berada di dua lokasi dengan luas lahan total 500 hektar," imbuh Wawan.
Dengan berpindah tangannya Epicentrum Walk, menambah daftar panjang aset-aset yang lepas dari genggaman PT Bakrieland Development.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.