Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Ratusan Juta Jiwa, Indonesia Cuma Miliki 300 Pusat Belanja

Kompas.com - 24/01/2014, 17:22 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pusat belanja seluruh segmen (atas, menengah, dan bawah) di Indonesia yang beroperasi hingga Desember 2013 sebanyak 300 buah. Angka tersebut tidak termasuk pusat belanja yang masih dalam tahap konstruksi, desain, dan perencanaan.

Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), A Stefanus Ridwan, mengungkapkan, dari jumlah tersebut mayoritas berada di Jakarta, disusul kawasan Bodetabek, Surabaya, Bandung, dan kemudian kota-kota utama lainnya di luar Pulau Jawa seperti Medan, dan Makassar.

"Sisanya terdistribusi merata di seluruh Indonesia. Bahkan, di Nusa Tenggara Timur pun sudah berdiri mal dengan peritel skala nasional besar yakni Floba Mora Mall," ujar Stefanus kepada Kompas.com, Kamis (23/1/2014).

Kendati setiap tahun bertambah, namun Stefanus beranggapan bahwa bila dibandingkan dengan rasio populasi dan pendapatan per kapita, maka jumlah pusat belanja masih kurang.

Singapura contohnya, meski negara kecil berpenduduk 5,3 juta jiwa, mereka punya mal sebanyak 200 buah. Sementara Indonesia dengan populasi 237.641.326 jiwa (sensus penduduk BPS 2010), cuma memiliki 300 mal.

Dari jumlah tersebut, hanya lima persen saja yang dapat dikategorikan sebagai mal kelas atas atau sebanyak 15 pusat belanja. Sebagian besar lainnya, mal menengah dan bawah.

Sementara setiap tahun terjadi pergeseran kelas dan strata sosial. Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta, jika pada tahun-tahun sebelumnya masyarakat A misalnya berada pada strata bawah, seharusnya saat ini naik kelas menjadi strata menengah.

"Pendapatan per kapita terus naik. Dengan demikian mereka punya kebutuhan lebih banyak lagi demi mendukung kualitas hidup yang lebih baik. Untuk itu, berapa pun jumlah mal terbangun, akan sangat bergantung kepada situasi pasar (supply and demand). Pada saat sekarang, menurut kami para peritel, jumlah mal memang masih sangat kurang. Kami punya kebutuhan melakukan ekspansi bisnis," ujar Tutum kepada Kompas.com, Jumat (24/1/2014).

Lebih jauh Tutum mengatakan, Pemerintah Daerah seharusnya punya analisa mengenai rasio populasi dan pendapatan per kapita. Dari analisa tersebut akan dihasilkan berapa sesungguhnya kebutuhan mal yang dapat mengakomodasi masyarakatnya.

"Sayangnya, Pemerintah Daerah di Indonesia belum tahu bagaimana harus merancang kotanya apakah menjadi destinasi bisnis, destinasi wisata, destinasi investasi atau kuliner. Kecenderungannya saat ini sama saja. Padahal, kondisi pusat belanja di daerah berbeda-beda, ada yang butuh perbaikan kelas dan kualitas terkait peningkatan daya beli, sebaliknya ada juga yang butuh penambahan kuantitas," jelas Tutum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Begini Cara Cek Nilai Tanah di Suatu Daerah Secara Online

Berita
Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Mau Bikin AJB Tanah atau Rumah? Berikut Syarat dan Cara Mengurusnya

Berita
Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Hingga Oktober, Pemerintah Gelontorkan Rp 282,9 Triliun buat Infrastruktur

Berita
119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

119,7 Juta Bidang Tanah Telah Terdaftar melalui PTSL

Berita
Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Jalan Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Akan Difungsikan saat Nataru

Berita
Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Persiapan PP Jelang Nataru, Mulai Jalan Tol hingga Mal

Berita
'Face Recognition' Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

"Face Recognition" Digunakan 5,8 Juta Kali, Terbanyak di Stasiun Gambir

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Dibanderol Rp 1,5 Miliar, Rumah di Sawangan Ini Tak Butuh Renovasi Lagi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Belitung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Clement Francis Terpilih Jadi Ketua Umum AREBI 2024-2027

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Tengah: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangka Selatan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

REI Nilai Gebrakan Ara Bertolak Belakang dengan Satgas Perumahan

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bintan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau