Marriott menamai bangunan setinggi 68 lantai ini sebagai Courtyard Hotel. Mereka menampilkan 378 kamar hotel plus 261 unit Residence Inn. Ketinggian Courtyard Hotel menjulang hingga 230 meter. Wajar bila hotel ini didapuk sebagai terjangkung di Amerika Serikat.
CEO Marriott, Arne Sorenson, menyatakan keyakinannya mengenai kompetisi hotel di Amerika Serikat. Selain Courtyard, terdapat Mandarin Oriental Hotel yang berada di kompleks pengembangan multifungsi Time Warner Center di Columbus Center."Kami unggul dalam segi lokasi dengan lahan yang luas, strategis dan premium. Produk kami berbeda dengan lainnya yang beragam. Courtyard hanya menawarkan fasilitas akomodasi, tidak dicampur dengan perkantoran atau ritel," ungkap Sorenson.
Marriott membuka hotel baru di kota berjuluk big apple ini lantaran permintaan yang meningkat. Permintaan tersebut berasal dari para pelancong wisata dan pebisnis. Menurut mantan walikota New York, Michael Bloomberg, tahun lalu, sebanyak 54,3 juta turis mengunjungi kota ini. Jumlah tersebut akan bertambah menjadi 55 juta pengunjung tahun 2014 ini.
Demikian halnya dengan tingkat hunian yang mencapai 85 persen dan tarif kamar rerata 254,32 dollar AS (Rp 3,067 juta) per malam, pada Januari-November 2013. Tingkat hunian ini, berdasarkan data STR Global, merupakan tertinggi di antara 25 pasar utama di Amerika Serikat.
Courtyard Hotel sendiri dikembangkan dan dimiliki oleh Granite Broadway Development LLC. Pembangunannya menelan biaya senilai 320 juta dollar AS (Rp 3,8 triliun).
Adapun skema bisnis yang ditempuh oleh Granite Broadway dan Marriott adalah perjanjian waralaba. Keduanya sepakat menunjuk Arlington, perusahaan pengelola hotel yang berbasis di Virginia, sebagai manajemen hotel.