Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simbol Demokrasi AS Direstorasi!

Kompas.com - 26/12/2013, 11:57 WIB
Tabita Diela

Penulis

KOMPAS.com - November lalu, pekerjaan restorasi yang akan menghabiskan waktu selama dua tahun untuk kubah Capitol AS dimulai. Kubah Capitol AS yang dibangun 150 tahun silam tersebut dilaporkan memiliki 1.000 retakan dan berbagai kerusakan lain.

Struktur ikonik yang menjadi salah satu lambang demokrasi dunia dan kebebasan Amerika Serikat tersebut rencananya akan menghabisakan dana sebesar 60 juta dollar AS atau sekitar Rp 72,9 miliar dalam proses restorasi.

www.nydailynews.com Selama proses restorasi, dunia akan menyaksikan kubah tersebut terselubung scaffolding dan terpal. Namun, kubah tersebut masih dapat sedikit terlihat dan tetap diberikan pencahayaan pada waktu malam.
Selama proses restorasi, dunia akan menyaksikan kubah tersebut terselubung scaffolding dan terpal. Namun, seperti dikutip dalam NY Daily News, kubah tersebut masih dapat sedikit terlihat dan tetap diberikan pencahayaan pada waktu malam.

Restorasi ini merupakan restorasi besar pertama yang pernah dilakukan pada Kantor Kongres Amerika Serikat di Washington, D.C. dalam 50 tahun terakhir. Arsitek Capitol, Stephen T. Ayers, arsitek Capitol kesebelas, mengatakan bahwa air yang masuk lewat retakan pada kubah menyebabkan rangka besi berkarat dan terus berkarat.   


Perbaikan gedung ini lebih banyak akan dikerjalan pada waktu malam dan pada akhir pekan. Prosesnya pun lebih banyak dilakukan untuk memperbaiki bagian dalam, "luka-luka" gedung yang tidak tampak dari luar. Sementara itu, bentuk eksternal bangunan ini tetap dipertahankan.

Berbagai informasi mengenai restorasi ini bisa diperoleh dalam situs resmi pemerintah AS, http://www.aoc.gov/dome; Menurut situs tersebut, jika perbaikan tidak dilakukan, maka berbagai karya seni yang ada di rotunda tepat di bawah kubah, termasuk Apotheosis of Washington dan the Frieze of American History terancam rusak akibat kebocoran air. Padahal, pemerintah ingin agar kekayaan Amerika Serikat ini bertahan hingga generasi mendatang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau