Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya, Kelas Menengah Ikut Terjebak....

Kompas.com - 26/11/2013, 10:53 WIB
Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Buruknya sistem perumahan nasional saat ini tidak hanya membuat segmen menengah bawah terpuruk. Masyarakat kelas menengah atas pun terancam tidak dapat memiliki rumah, khususnya di wilayah Jabodatebak.

Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (26/11/2013). Akibatnya, Ali memperkirakan, hal ini juga akan membuat angka kekurangan (backlog) perumahan akan naik dua kali lipat.

"Sehingga bukan tanpa alasan kami memprediksi backlog perumahan tahun 2013 ini akan menjadi 21,7 juta unit rumah," ujar Ali.

Kenaikan harga tanah yang tidak terkontrol saat ini mengakibatkan harga rumah ikut terdongrak. Program subsidi pemerintah yang berfokus kepada kaum MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) pun tidak membuahkan hasil optimal.

Di sisi lain, kaum menengah setingkat manajer dengan penghasilan Rp 2,5 sampai Rp 7 juta per bulan pun sulit membeli rumah. Dengan penghasilan tersebut, mereka diperkirakan mempunyai daya cicil Rp 1 sampai Rp 2,5 juta per bulan.

"Artinya, mereka dapat membeli rumah dengan harga Rp 150 sampai Rp 200 juta. Daya beli ini belum termasuk kemampuan uang muka yang umumnya menjadi salah satu faktor penghambat untuk dapat merealisasikan pembelian rumahnya. Umumnya, mereka juga kesulitan juga untuk mengumpulkan uang muka," kata Ali.

Dengan harga rumah seperti itu, lanjut Ali, akan sulit bagi kaum menengah memiliki rumah di wilayah Jabodetabek. Kalaupun ada, mereka harus memperhitungkan biaya transportasi setiap harinya untuk bekerja di Jakarta sebagai kaum komuter.

"Karena lokasi rumah tersebut mempunyai jarak tempuh jauh dari tempat mereka bekerja di Jakarta. Yang terjadi kemudian, mereka tidak menempati rumah yang ada dan dibiarkan kosong dan kembali menyewa hunian di Jakarta. Dengan demikian, uang cicilan akan tergerus dengan biaya kost/sewa rumah di Jakarta," lanjut Ali.

Rusunawa

Ali berpandangan, kaum menengah seharusnya dapat membeli apartemen sekelas rumah susun sederhana milik (rusunami) di Jakarta. Namun, dengan kondisi saat ini, apartemen menengah dengan harga Rp 150 sampai Rp 200 jutaan pun sangat terbatas. Program 1.000 tower yang dicetuskan oleh Jusuf Kalla beberapa tahun lalu gagal diimplementasikan di lapangan dan sampai saat ini tidak ada kebijakan untuk mempertahankannya.

"Karena itulah, sebaiknya Pemprov DKI tidak hanya berkutat dengan penyediaan rusunawa untuk para pekerja informal, melainkan perlu diperhatikan juga hunian untuk kaum menengah. Ini mengingat 75 persen warga Jakarta merupakan kaum komuter yang bolak balik Jakarta setiap hari dan kemacetan semakin menjadi-jadi," kata Ali.

Ali menyarankan, program rusunami untuk kelas menengah sebaiknya mulai dipertimbangkan kembali oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan tidak lagi diserahkan kepada pihak swasta. Hal tersebut agar harga dapat dikendalikan.

"Kalangan MBR terjebak, diikuti oleh segmen menengah. Ironisnya, pemerintah tidak tanggap untuk menyelesaikannya. Karenanya, reformasi perumahan nasional tidak dapat menunggu terlalu lama," kata Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Banjar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sukabumi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Surat Edaran Prototipe Rumah Sederhana Segera Terbit

Berita
Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel 'Stainless Steel' di Dapur

Segudang Keuntungan Gunakan Wastafel "Stainless Steel" di Dapur

Tips
Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

Lima Tahun ke Depan, Pertumbuhan "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Incar Mahasiswa dan Turis, Winland Tawarkan Hunian Rp 300 Juta di Malang

Apartemen
Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Mulai Tahun Ini, Tarif Sewa Gedung Kantor di Jakarta Naik 3 Persen

Perkantoran
186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

186.000 Hektar Hutan Adat di Tapanuli Utara dan Luwu Utara Diregistrasi

Berita
4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

4,39 Juta Orang Naik Kereta Selama 22 Hari Angkutan Lebaran 2024

Berita
Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Ditarget Tuntas Oktober, Ini Progres Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Cianjur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bandung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Sertifikat Elektronik Persempit Ruang Gerak Mafia Tanah

Berita
[POPULER PROPERTI] Mei 2024, Tol Betung-Tempino-Lencir Mulai Dibangun

[POPULER PROPERTI] Mei 2024, Tol Betung-Tempino-Lencir Mulai Dibangun

Berita
Transportasi Cerdas dalam Rekayasa Lalu Lintas Selama Mudik Lebaran

Transportasi Cerdas dalam Rekayasa Lalu Lintas Selama Mudik Lebaran

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com