Menurut arsitek Marco Lammers, seperti dikutip dari Dezeen.com, batu dipilih karena alasan ekonomis.
"Batu itu sendiri merupakan material yang tidak mahal. Pembuatannya murah. Lagipula, lebih besar massanya, semakin rendah harganya dan semakin baik kualitasnya," imbuh Lammers.
Rumah batu ini bukan fiksi seperti dalam film kartun The Flintstones. Rumah tersebut berada di Croix Rousse di Lyon, Prancis. Tepatnya, rumah tersebut berada di distrik pusat penenunan sutra dan terletak di belakang sebuah galeri seni.
Secara khusus, Perraudin Architecture mendesain bangunan yang sesuai dengan arsitektur lokal. Untuk diketahui, arsitektur setempat menonjolkan dinding-dinding batu dan jendela berukuran besar yang cukup untuk memasukkan gulungan sutra.
Lammers menambahkan bahwa penggunaan batu sebagai bahan utama jauh lebih efisien daripada menggunakannya sebagai bahan tambahan. Cara ini dapat menciptakan bangunan hemat energi tanpa harga mahal.
Pasalnya, ketika digunakan untuk keperluan konstruksi dalam bentuk masif dan mentahnya, batu mampu menahan beban dengan kualitas baik. Selain itu, massa termalnya juga istimewa. Batu mampu menyerap dan melepaskan kelembaban ekstra. Tidak terdegredasi dan mampu menjadi karya arsitektur abadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.