Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Lahan Selangit, Pengembang Bali Menjerit

Kompas.com - 27/09/2013, 12:04 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Kendati tingkat permintaan kebutuhan properti meninggi, namun tak serta merta dapat dinikmati pengembang Bali. Pasalnya, kenaikan harga lahan sudah tak terkendali. Saat ini, untuk lahan-lahan di area pengembangan baru saja sudah mencapai Rp 250 juta per are atau Rp 2,5 juta per meter persegi. Apalagi di kawasan dengan minat pasar tinggi, bisa mencapai Rp 10 juta per meter persegi.

Tak mengherankan, jika banyak pengembang Bali memilih bergeser ke kawasan pinggiran seperti Jembrana dan Bangli. Mereka "kalah" modal dengan pengembang lebih besar atau skala Nasional yang mampu menguasai lahan di lokasi-lokasi strategis atau kawasan tenar macam Kuta, Jimbaran, Nusa Dua, Canggu, Seminyak, Bukit, Benoa dan lain-lain.

Sementara Jembrana dan Bangli, merupakan dua kawasan yang tidak popular dan ceruk pasarnya sempit dengan masyarakat berpenghasilan rendah. Sehingga pengembang yang nekat membangun di kawasan-kawasan ini harus siap-siap gigit jari merugi.

Sekretaris DPD REI Bali, I Made Sudhana Yasa, secara gamblang menggambarkan kondisi aktual dan dilema yang dihadapi para pengembang tersebut kepada Kompas.com, Jumat (27/9/2013). Tingginya harga lahan akibat praktek transaksi tertutup yang dilakukan antara pembeli dan penjual dengan besaran "suka-suka".

Menurutnya pengembang Bali dihadapkan pada opsi sulit, vakum karena tak mampu membebaskan lahan dengan harga selangit, atau tetap beroperasi dengan konsekuensi risiko bisnis yakni kerugian besar.

"Kami harus berusaha ekstra agar mampu dapat beroperasi. Kami mencari jalan kerjasama investasi dengan pengembang luar. Yang pasti kami harus tetap berusaha, karena kebutuhan hunian di Bali sangat besar yang belum terpenuhi seluruhnya. Ini peluang bagus, sayang kalau dibiarkan," imbuh Sudhana.

Saat ini, properti hunian yang diminati pasar adalah serentang Rp 500 juta hingga Rp 800 juta per unit untuk ukuran 45/110-115 meter persegi hingga 70/150 meter persegi. Kendati pasar atas juga ada, namun jumlahnya tak sebanyak kelas menengah.

Para pembeli, lanjut Sudhana, berasal dari luar wilayah Bali yakni Surabaya, Jakarta, Balikpapan, Makassar dan bahkan Medan. Sementara pembeli dari Bali sendiri adalah masyarakat yang berpendapatan dalam Dollar AS yang bekerja di kapal-kapal pesiar.

"Jumlah pembeli dengan profil seperti ini meningkat dari tahun ke tahun. Mereka menitipkan penghasilannya kepada orang tua atau saudara terdekat untuk diinvestasikan ke dalam bentuk rumah," tandas Sudhana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ingin Layanan BPN Meningkat, AHY Tekankan Dua Faktor Penting

Ingin Layanan BPN Meningkat, AHY Tekankan Dua Faktor Penting

Berita
Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Berita
6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com