Mereka lebih memilih membelanjakan uangnya di luar negeri, mengakuisisi proyek-proyek yang butuh modal atau berekspansi membangun proyek baru. Pilihan ini membuat total belanja di wilayah ASia Pasifik melonjak 6,6 persen. Sebaliknya di pasar domestik justru melorot 11 persen.
Dalam delapan bulan pertama tahun 2013, perusahaan pengembangan dan manajemen properti China, termasuk pemain utamanya seperti Shimao Property Holdings dan Greentown China Holdings, mengumpulkan lebih dari 16 miliar dollar AS (Rp 181,2 triliun) yang berasal dari obligasi dan pinjaman luar negeri. Jumlah ini merupakan 36 persen dari total komposisi dana 76 perusahaan properti China.