Riset yang dihasilkan DTZ, konsultan yang berbasis di Inggris, memperlihatkan kinerja sektor perkantoran Jakarta paling tinggi, jauh di atas Shanghai, Mumbai, bahkan New York dan San Francisco. Kinerja Jakarta menjadikan Asia Pasifik memimpin pertumbuhan internasional.
Secara umum, menurut DTZ, pertumbuhan perkantoran sewa kawasan Asia Pasifik melebihi Eropa dan Amerika Serikat dan akan terus berlanjut hingga 2017 mendatang.
Dalam empat tahun ke depan, pertumbuhan tertinggi diperkirakan akan terjadi di India, dengan Bangalore melesat di depan. Kota ini mencatat pertumbuhan tahunan sebesar 8,5 persen.
Berbeda kondisinya dengan Mumbai dan Shanghai. Kedua kota ini justru tergelincir. Masing-masing mencatat penurunan terbesar, yakni 3 persen. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di China dituding sebagai penyebab rapor merah sektor perkantoran dengan mencatat perubahan rerata 0,8 persen.
Akan tetapi, kebijakan-kebijakan pengetatan pembelian dan pendinginan pasar properti yang dilakukan otoritas China berpotensi mengembalikan kinerja sektor perkantoran ke arah lebih baik.
Sementara kinerja perkantoran sewa di kawasan Eropa tidak mengalami perubahan berarti, terutama di 19 pasar dari total 39 pasar regional. Sebaliknya, 10 pasar lainnya justru terus bergerak negatif. Pasar perkantoran Bucharest, contohnya. Kota ini mengalami kejatuhan terbesar, yakni 8 persen.DTZ memperkirakan, harga sewa di gedung-gedung perkantoran AS diperkirakan akan terus beranjak naik sebesar 1,7 persen dalam lima tahun ke depan.