Li Ka-shing, taipan properti paling tajir tersebut, bertekad untuk tetap menjadikan Hongkong sebagai basis imperium bisnisnya, meskipun Shanghai sebentar lagi akan ditahbiskan menjadi Zona Perdagangan Bebas (Free Trade Zone).
Pemimpin besar Cheung Kong Holding Ltd dan Hutchison Whampoa Ltd ini mengakui, Shanghai akan menjadi ancaman terbesar buat Hongkong. Oleh karena itu, ia menyarankan, bekas koloni Inggris ini harus meningkatkan daya saing jika ingin menghindari "kekalahan" dari rivalnya.
Diubahnya status kota Shanghai, dinilai tepat oleh para pengamat. Sebab, China terlalu besar untuk hanya mengandalkan satu kota sebagai sentra bisnis.
"China merupakan pasar yang besar dan dalam jangka panjang tidak bisa hanya mengandalkan Hongkong sebagai satu-satunya pusatnya bisnis dan keuangan. Saya lebih mengkhawatiran memburuknya lingkungan politik di Hongkong ketimbang pembentukan zona perdagangan bebas Shanghai," ujar Kevin Lai, ekonom Daiwa Capital Markets Ltd. Untuk diketahui, saat ini, pemerintahan petahana Leung semakin larut dalam perdebatan tentang percepatan reformasi pemilu. Mereka ditekan pihak oposisi di Parlemen guna menetapkan nominasi calon terbuka untuk pemilihan pemimpin berikutnya pada tahun 2017.