Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Pengelolaan Blok G Pasar Tanah Abang Belum Jelas!

Kompas.com - 13/08/2013, 13:47 WIB
Tabita Diela,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bersihnya Jalan Kebon Jati dari pedagang kaki lima (PKL), hanya   permulaan dari usaha penyelesaian masalah yang sudah akut dan berlarut. Penertiban PKL yang dilakukan mulai Minggu (11/8/2013) pagi dan merelokasinya ke Blok G Pasar Tanah Abang, hanyalah pucuk dari gunung es sesungguhnya.

Lagipula, PD Pasar Jaya belum memiliki konsep pengembangan dan pengelolaan yang akan diterapkan di Blok G tersebut. Menurut Kepala PD Pasar Jaya Area Pusat 1 Blok G, Warimin, untuk sementara, mereka akan mengadopsi bentuk pengelolaan di pasar-pasar lainnya di bawah naungan PD Pasar Jaya.

Menurutnya, yang penting tujuan utama membersihkan PKL dari Jl Kebon Jati dan merelokasinya ke Blok G sudah terwujud.

"Kami belum memikirkan konsepnya. Demikian pula dengan harga sewa, belum diputuskan berapa besarannya. Saya hanya bisa mengatakan Blok G tidak melibatkan swasta. Jadi kalau ada kios-kios yang dianggap belum layak, ya kami akan membuatnya layak," imbuh Warimin yang menolak menyebutkan dana yang dibutuhkan untuk memperbaiki dan mengelola sebanyak 1.060 kios di Blok G.

Mereka, lanjut Warimin, tetap melakukan zonasi pasar untuk para pedagang sesuai dengan komoditi yang ditawarkan. Nantinya, lantai dasar diisi oleh pedagang yang menjajakan daging, ayam potong dan ikan. Lantai satu diisi oleh pedagang makanan, minuman, sayur mayur dan buah-buahan, lantai selanjutnya merupakan komoditas kering seperti pakaian dan lain-lain.

Meski satu persatu masalah telah diurai, namun masalah krusial belum usai. Dari kacamata perencanaan kota dan arsitektural, bangunan komersial seperti Pasar Tanah Abang harus merefleksikan dinamika masyarakatnya. Demikian dikatakan Ketua Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) Munichy B Edrees kepada Kompas.com, Selasa (13/8/2013).

Ia menekankan harus ada faktor yang menjadi magnet bagi konsumen agar rela berbelanja di satu pusat perbelanjaan, dalam hal ini Blok G Pasar Tanah Abang. Siapa pun yang bertanggung jawab dalam pengelolaan pasar seharusnya mempertimbangkan faktor fisik dan non fisik pasar untuk menarik konsumen.

"Pemerintah Kota harus cerdas. Digratiskan juga tidak ada artinya jika tidak ada pengunjung. Bangunan komersial tidak perlu ornamentasi penghias, yang penting komoditi yang diperdagangkan. Kenapa masyarakat senang belanja di sana? Apakah karena harganya murah? Harga murah karena sewanya juga murah. Bisa juga diberikan doorprize, (undian) kartu parkir dan lain-lain yang merupakan hal-hal non fisik," papar Munichy.

Selain hal-hal non fisik, faktor fisik tak kalah penting diprioritaskan. Munichy menjelaskan, bahwa dalam membangun, atau membenahi sebuah gedung, ada tujuh langkah yang harus diikuti.

"Yang pertama fungsi, yang kedua estetika, yang ketiga teknik, termasuk konstruksi dan struktur, yang keempat safety. Bangunan harus bisa menyelamatkan penghuninya ketika terjadi sesuatu (bencana). Yang kelima comfort, yang keenam, konteks. Keberadaan bangunan tersebut konstekstual atau tidak. Yang ketujuh efisiensi," tandasnya seraya menambahkan, akhirnya kembali lagi, efisiensi akan berimbas pada harga yang bersaing.


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Permudah Akses Warga Ciputat, Progress Group Bangun Jalan Penghubung

Berita
6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

6,6 Juta Kendaraan Lintasi Tiga Ruas Tol Astra Infra Selama Mudik Lebaran

Berita
[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, 'Crazy Rich' Indonesia Lampaui Dunia

[POPULER PROPERTI] 5 Tahun ke Depan, "Crazy Rich" Indonesia Lampaui Dunia

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Demak: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Klaten: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonosobo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Boyolali: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Identifikasi 100 Properti, OYO Fokus Layani Akomodasi Pemerintah

Hotel
Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Permintaan Membeludak Pasca-Lebaran, KAI Siapkan Tambahan Relasi Ini

Berita
Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Lebaran 2024, 2,1 Juta Kendaraan Lintasi Tol Trans-Sumatera

Berita
Meski Tahan Lama, Wastafel 'Stainless Steel' Punya Kekurangan

Meski Tahan Lama, Wastafel "Stainless Steel" Punya Kekurangan

Tips
Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Juli Ini, Proyek Tol Bayung Lencir-Tempino Seksi 3 Kelar

Berita
Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Metland Catatkan Laba Bersih Rp 417,6 Miliar Sepanjang 2023

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jepara: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Ini 147 Bangunan di Sulbar yang Beres Direkonstruksi Pasca Gempa

Berita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com