Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JLNT Terhenti, Bagaimana Nasib "Orchard Road" Jakarta?

Kompas.com - 26/04/2013, 10:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terhentinya pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) ruas Kampung Melayu-Tanah Abang untuk waktu yang tidak ditentukan tidak saja menyisakan banyak pertanyaan di benak publik, tetapi juga di kalangan pengembang. Sebab, JLNT sepanjang 2,8 kilometer ini membelah Sabuk Wisata dan Belanja Koridor Satrio (Satrio International Tourism and Shopping Belt) yang digadang-gadangkan Pemerintah DKI Jakarta.

Padahal, Satrio International Tourism and Shopping Belt ini dirancang sebagai "Orchard Road" versi Jakarta. Di sinilah kelak pusat-pusat belanja kelas menengah atas dan ruang perkantoran premium dan apartemen teraglomerasi. Wajar jika pengembang sekaliber Grup Ciputra, Agung Podomoro, dan Duta Pertiwi (Sinarmas Land) tertarik menggarap koridor Satrio yang berdekatan dengan kawasan internasional/antarbangsa, Mega Kuningan.

Selain nama-nama tersebut di atas, terdapat sembilan pengembang kelas kakap yang mendapat izin membangun di koridor yang diresmikan Gubernur DKI Suryadi Sudirja pada 31 Agustus 1997 silam itu. Mereka adalah Grup Asiatic, Grup Danamon, Mega Kuningan, Jakarta Setiabudi International, Putera Surya Perkasa, Jakarta Land, serta Grup Hatmohadji dan Kawan (Grup Haka).

Sebagian telah merampungkan proyek-proyek mereka, seperti Duta Pertiwi dengan properti multifungsi ITC Kuningan-Mal dan Apartemen Ambassador, Jakarta Land dengan Wisma Metropolitan dan World Trade Center 1&2, Kuningan City dan Menara Danamon. Sebagian lagi masih mengerjakan proyek-proyek mereka, seperti Grup Ciputra dengan Ciputra World Jakarta (CWJ).

Keberadaan proyek properti masif tersebut jelas menarik mobilitas kaum urban metropolitan untuk bekerja, tinggal, atau sekadar berbelanja di kawasan ini. Itu artinya, koridor Satrio-Casablanca menjadi titik kulminasi keramaian Jakarta, selain pusat bisnis terpadu Sudirman, Kuningan, Thamrin, dan Gatot Surboro. Alhasil, kepadatan kendaraan pun tak terelakkan sehingga nyaris setiap hari terjadi kemacetan luar biasa di kawasan ini.

Apa solusi yang ditawarkan Pemda DKI Jakarta atas masalah kemacetan ini? Ya JLNT. Namun, sayangnya, ketika pembangunannya sudah mencapai progres 90 persen, ia harus dihentikan akibat "kisruh" dana yang belum jelas ujung pangkalnya.

Padahal, menurut Direktur PT Ciputra Property Tbk, pengembang CWJ, Artadinata Djangkar, kehadiran JLNT dapat mengurai kemacetan dan membuat Satrio International Shopping Belt menjadi lebih menarik dikunjungi, tidak saja oleh mereka yang berkendara, tetapi juga oleh pejalan kaki karena "Orchard Road" ini awalnya digagas ramah pedestrian. Ada acuan besar desain yang harus dipatuhi pengembang, seperti median jalur hijau dan pedestrian di depan proyek.

"Secara teknis, struktur yang tidak atau belum selesai tersebut tidak baik dibiarkan terlalu lama. Selain itu, masyarakat sangat membutuhkan infrastruktur ini. Kami berharap, JLNT ini segera diselesaikan," ujar Arta.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau