Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Berpaling ke Properti Hijau

Kompas.com - 01/05/2010, 11:28 WIB

oleh BM Lukita Grahadyarini

Properti yang ramah lingkungan kini tidak sekadar kebutuhan manusia. Lebih dari itu, properti yang ”hijau” dan hemat energi telah menjadi tren global yang mempercepat pergerakan roda industri properti, sekaligus simbol kemajuan teknologi.

Maka tak mengherankan, ecoproperty menjadi perhatian utama dalam Kongres Dunia Ke-61 Federasi Real Estat Internasional (FIABCI) di Bali tanggal 24-28 Mei 2010. Kongres yang bertajuk ”Save The World: Green Shoots for Sustainable Real Estate” merupakan titik balik bagi seluruh pemangku kepentingan properti dunia untuk berkontribusi nyata dalam menciptakan lingkungan yang nyaman secara berkelanjutan.

Tunas-tunas kebangkitan industri properti yang ramah lingkungan mulai berkembang di dunia pada era tahun 1990-an. Kriteria bangunan ramah lingkungan dimulai di Inggris tahun 1993 dan dipopulerkan oleh Amerika Serikat dengan Konsil Bangunan Hijau Amerika Serikat (USGBC) dengan menerbitkan sertifikasi Leadership in Energy and Environmental Design (LEED).

Upaya itu mulai diikuti perusahaan pengembang properti untuk menerapkan kerangka ekologi dalam perencanaan proyek properti. Kecenderungan itu menguat seiring tren pasar properti dunia yang menghendaki hunian ataupun gedung yang nyaman, ”hijau”, hemat energi. Penghematan energi diyakini dalam jangka panjang akan mengurangi eksploitasi terhadap sumber daya alam.

”Cepat atau lambat, properti ramah lingkungan akan menjadi kebutuhan utama konsumen di perkotaan. Industri properti memiliki peran penting dalam menciptakan bangunan yang ramah lingkungan,” ujar Pingki Elka Pangestu, Ketua Panitia Kongres Ke-61 FIABCI.

Properti ramah lingkungan di antaranya tecermin dalam desain bangunan, kemampuan mengurangi eksploitasi sumber daya alam, emisi gas karbon, penghematan air dan listrik, serta penggunaan energi terbarukan.

Dalam tataran ideal, penerapan konsep properti ramah lingkungan dimulai dengan pemilihan material bangunan. Pemakaian bahan bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi hingga kini masih terus dipelajari dengan mengeksplorasi kearifan lokal.

Penghematan energi

Konsep ecoproperty yang kini banyak diaplikasikan di dunia adalah desain bangunan yang efisien dan menunjang penghematan energi. Misalnya, bentuk-bentuk gedung tinggi yang secara aerodinamis efisien, figur bangunan yang stabil terhadap tekanan angin, ataupun pemanfaatan filter untuk menyerap sinar matahari sehingga menghemat lampu dan pendingin ruangan.

Selain itu, operasional bangunan yang mendukung penghematan energi, di antaranya penerapan teknologi daur ulang (recycled), penggunaan kembali (reused), dan reinvestasi terhadap bahan baku yang sudah tidak bisa didaur ulang.

Pengembangan green building di negara-negara maju juga didukung oleh penyusunan kriteria baku properti ramah lingkungan. Di tingkat dunia, sudah terbentuk Konsil Bangunan Hijau Dunia (World Green Building Council/WGBC).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com