JAKARTA, KOMPAS.com - Kayu lapis atau plywood merupakan material berbahan dasar kayu berbentuk panel yang terbuat dari beberapa lapisan kayu tipis.
Material kayu ini direkatkan secara melintang dengan sudut 90 derajat satu sama lain dan dibentuk dari lembaran kayu dalam jumlah ganjil.
Dikutip dari Start Word Working Now, plywood memiliki kualitas yang berbeda sesuai dengan produk yang diinginkan.
Kualitas kayu lapis sebagian besar tergantung pada perekatan atau jumlah lapisan veneer yang digunakan.
Kayu lapis sudah ada dari zaman di Mesir kuno. Ini dibuktikan dengan potongan-potongan furnitur yang terbuat dari kayu lapis ditemukan.
Baca juga: Pusat Olahraga Ini Dibangun dari Biomaterial Berbahan Rami
Pengolahan kayu jenis ini sayangnya terlupakan dan tidak digunakan lagi sampai pertengahan abad ke-19.
Memasuki era revolusi industri, kayu lapis mulai populer dan kemudian diproduksi dalam jumlah besar.
Hal tersebut karena kayu lapis banyak digunakan dalam industri otomotif dan konstruksi pesawat terbang.
Material ini banyak digunakan dalam berbagai bidang mulai dari bahan bangunan, furnitur hingga kerangka kapal karena sifatnya yang tahan air.
Terlebih bahan ini mudah dibuat lengkungan dibandingkan dengan kebanyakan kayu konvensional.
Pembuatan kayu lapis dimulai dengan pengupasan batang pohon yang kemudian dikukus dan dilunakkan. Hal ini dilakukan untuk membuka gulungan batang menjadi lembaran datar.
Beberapa lapisan kayu kemudian direkatkan dan ditekan bersama-sama, bergantian dengan arah serat kayu. Ini yang memberikan ketahanan pada kayu lapis meski bentuk apapun.
Baca juga: Nanomaterial Bisa Bikin Semen Lebih Tahan Lama
Untuk merekatkan lembaran-lembaran kayu diperlukan alat tekan sebesar panel yang digunakan untuk membuat panel chipboard.
Biasanya dalam proses produksi plywood, digunakan lem fenolik (lem tahan air).
Proses terakhir dalam produksi plywood adalah pengamplasan untuk menghaluskan permukaan lembaran kayu lapis.