Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Basuki Bangun Bendungan Dukung Food Estate di NTT

Kompas.com - 23/02/2021, 17:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun waduk dan bendungan untuk mendukung food estate di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurutnya, kehadiran waduk dan bendungan ini sangat penting untuk mendukung produktivitas lumbung pangan yang merupakan proyek strategis nasional (PSN).

"Karena waduk atau bendungan ini nantinya akan mendukung pembangunan food estate atau lumbung pangan yang dibangun di wilayah tersebut," kata Jokowi dalam tinjauannya di Kawasan Food Estate, Desa Makata Keri, Kecamatan Katiku Tana, Kabupaten Sumba Tengah, NTT, Selasa (23/2/2020).

Jokowi menjelaskan pada tahap awal, disiapkan 5.000 hektar lahan. Dari total luas lahan tersebut, 3.000 hektar akan ditanami padi dan 2.000 hektar sisanya akan ditanami jagung.

Baca juga: Sertifikasi Tanah Food Estate Terkendala Data dan Sengketa

“Tapi ke depan akan diperluas lagi jadi 10.000 hektar yang nanti dibagi 5.600 hektar untuk padi dan 4.400 untuk jagung,” jelasnya.

Pusat pengembangan tanaman pangan di NTT ini diharapkan dapat menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa dan menjadi salah satu PSN 2022-2024.

"Saya yakini food estate Kalimantan Tengah, Sumut dan NTT ini akan bisa membangun sebuah ketahanan pangan yang baik," imbuh Jokowi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menambahkan, kunci dari program pengembangan food estate adalah ketersediaan air untuk irigasi, bersamaan dengan teknologi pertaniannya.

"Sinergi perencanaan infrastruktur irigasi dan pertanian yang dilakukan antara Kementerian PUPR bersama Kementan bertujuan untuk mengembangkan food estate yang modern dan terintegrasi dari hulu ke hilir," kata Basuki.

Dalam mendukung irigasi pertanian pada Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II, Ditjen Sumber Daya Air membangun sumur bor berkapasitas 6 liter per detik dan embung dengan kapasitas tamping 850.000 meter kubik.

Sumur bor dibangun sebanyak 7 unit dengan kedalaman pengeboran 57-70 meter. Masing-masing sumur menggunakan tenaga solar cell dengan jarak antara titik sumur bor ke saluran pembagi sejauh 1,5 kilometer.

Dari 7 sumur bor berkapasitas 50,59 liter per detik dapat memenuhi kebutuhan irigasi lahan pertanian seluas 50,59 hektar. Sedangkan untuk embung akan menambah areal layanan seluas 200 hektar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau