JAKARTA, KOMPAS.com - Fentress Global Challenge (FGC) 2020, kompetisi desain global yang diikuti para mahasiswa arsitektur tahun ini resmi diumumkan Jumat (2/10/2020) malam.
Peserta asal Universitas Teknologi Yogyakarta, RIE, mendapat penghargaan nomor dua dari kategori People's Choice Award atau pilihan masyarakat.
Karya Bandara O'Pon The Hill yang dirancang oleh Ridwan Arifin, Imaduddin Dhia Ul-Fath, dan Ervin Dwiratno meraup 5.900 suara.
Karya mereka memadukan budaya, sejarah, dan teknologi dalam merancang masa depan Bandara Internasional O’Hare.
Terminal futuristik ini dilengkapi Smart Air Pad untuk mengakomodasi lepas landas dan pendaratan vertikal. Dilengkapi dengan nanoteknologi, Smart Air Pad memeriksa performa pesawat.
Baca juga: Karya Arsitek Indonesia Masuk Final Kompetisi Bandara Internasional
Selain itu, Pod People Mover memindahkan penumpang ke seluruh terminal, meningkatkan sirkulasi dan pengalaman penumpang secara keseluruhan.
Kendati bukan pemenang kategori utama, terpilih menjadi salah satu nominasi dari 15 negara dengan kompetitor 100 karya saja sudah merupakan pencapaian luar biasa.
Jurinya pun memiliki reputasi tak diragukan, terdiri dari Curtis Fentress, Thomas Pellegrin, Christine Negroni, Charles Waldeheim, ken Gidlow, David Alexander, Bryant L Francis, dan Khaled Naja.
Ridwan mengungkapkan rasa syukur dan bangganya. Menurutnya, hasil ini sudah lebih dari cukup.
"Pencapaian ini mendorong kami untuk meningkatkan kualitas karya, inovasi, dan kreasi. Hasil ini juga merupakan portofolio yang bagus untuk karier kami ke depan," kata Ridwan kepada Kompas.com, Sabtu (3/10/2020).
Dengan hasil ini, RIE menerima apresiasi senilai 1.000 dollar AS atau ekuivalen Rp 14,88 juta.
Adapun pemenang pertama untuk kategori utama atau karya terbaik Fentress Global Challenge 2020 adalah Green Gate karya Nikhil Bang dan Kaushal Tatiya dari Southern California Institute of Architecture (SCI-Arc).
Mereka mengubah Bandara Internasional Indira Gandhi menjadi hub multimoda yang berpikiran maju dan berkelanjutan yang mengurangi dampak lingkungan dari perjalanan udara sambil meningkatkan mobilitas di seluruh New Delhi.
Pemenang kedua dari Universitas Ljubljana, Slovenia, yang mengetengahkan karya sebuah pod yang sepenuhnya otonom, kursi mengemudi, navigasi bertenaga Artificial Intelligent, pesawat lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL).
Konsep tersebut mengusulkan penataan ulang Hartsfield-Jackson Atlanta International Airport (ATL) yang merupakan bandara tersibuk di dunia, sebagai bandara drive-in di mana pod individu dan kursi pengemudi membawa mereka langsung ke pesawat.
Sementara pemenang ketiga tahun ini merespons kenyataan yang selalu penting: bagaimana desain bandara dapat mempersiapkan diri di kota tepi pantai dengan kepadatan tinggi untuk beradaptasi dengan efek perubahan iklim.
Floating Aero City, dirancang oleh Yuanxiang Chan, Chaofan Zhang, dan Zhuangzhuang King dari Beijing Jiaotong University, memberikan pendekatan yang sangat visioner untuk desain berkelanjutan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.