BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sinar Mas Land

Hunian Green Living Mixed Used Development, Solusi Tinggal di Ibu Kota yang Sarat Polusi

Kompas.com - 31/08/2020, 09:07 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.comPolusi udara seolah sudah jadi santapan sehari-hari, terutama bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan. Kondisinya pun kian mengkhawatirkan.

Di Jakarta, misalnya. Menurut pantauan kualitas udara AirVisual, Sabtu (22/8/2020), Jakarta menduduki peringkat kedua sebagai kota dengan kualitas udara dan polusi kota tertinggi di dunia setelah Dubai.

Padahal, bila dikaitkan dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di masa pandemi ini, aktivitas hilir mudik kendaraan cenderung menurun. Sewajarnya, tingkat polusi udara juga menurun. Namun, realitas yang terjadi justru sebaliknya.

Menyadur Kompas.com, Selasa (11/8/2020), laporan Centre of Research of Energy and Clean Air (CREA) menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta dari Maret hingga Mei 2020 tetap dalam tingkat sedang dan tidak sehat.

Pencemaran udara tersebut ternyata tak semata akibat asap kendaraan bermotor. Pergerakan angin juga membawa polutan hasil pembangkit listrik Suralaya ke Jakarta.

Fakta-fakta itu yang membuat sebagian orang menjadikan Jakarta sebagai tempat bekerja saja. Untuk urusan tempat tinggal, mereka lebih memilih daerah-daerah penyangga walaupun durasi di jalan untuk sampai ke tujuan bisa berjam-jam.

Untuk sebagian orang yang tak punya pilihan karena faktor mobilitasnya lebih banyak di Jakarta, ujung-ujungnya mesti cari hunian tepat di Ibu Kota sembari berdamai dengan fakta soal polusi udara.

Lalu, adakah solusi lain agar tetap bisa tinggal di Jakarta tanpa perlu khawatir akan polusi udara?

Green living

Meski perkotaan begitu akrab dengan polusi, bukan berarti tak ada solusi untuk mengatasi hal tersebut. Masih ada cara bagi masyarakat kota untuk hidup sembari menghirup udara segar, yakni dengan tinggal di hunian berkonsep green living.

Hunian green living merupakan konsep tempat tinggal ramah lingkungan, berdekatan dengan alam, dan punya ruang terbuka. Tinggal di hunian seperti ini memiliki sejumlah keuntungan.

Pertama, minim polusi udara. Hal ini dikarenakan hunian berkonsep green living memiliki area hijau cukup luas.

Hasil riset yang diterbitkan oleh ACS Environmental Science and Technology menemukan, tanaman hijau memiliki kemampuan delapan kali lebih efektif dalam mengurangi polutan di udara. Bahkan, penambahan rumput dan tanaman hijau saja dapat mengurangi konsentrasi nitrogen dioksida (NO2) sebanyak 40 persen dan material partikel mikroskopis sebesar 60 persen.

Kedua, keberadaan area hijau mampu menetralkan polutan di udara sekaligus memberikan efek positif bagi kesehatan penghuninya.

Selain itu, desain hunian berkonsep green living juga ramah lingkungan. Hal ini dilihat dari banyaknya ventilasi yang membuat sistem sirkulasi di dalam ruangan menjadi lancar.

Ketiga, meningkatkan produktivitas. Konsep green living membuat suasana lingkungan sekitar dan di dalam rumah menjadi lebih tenang, asri, dan nyaman.

Keadaan tersebut akan berpengaruh positif terhadap produktivitas dan semangat para penghuninya. Terlebih, di masa pandemi saat ini, ketika sebagian masyarakat masih menjalankan sistem work from home.

Terakhir, hunian green living ternyata dapat meningkatkan harga properti itu sendiri. Pasalnya, menurut beberapa riset, tempat tinggal dengan konsep demikian amat diminati di pasaran.

Salah satunya adalah laporan dari AMLI yang menyebutkan lebih dari 80 persen responden memiliki ketertarikan akan hunian green living.

Selain faktor perubahan iklim dan ingin menemukan solusi bagi masalah lingkungan, hal lain yang mendorong masyarakat memilih hunian green living adalah manfaat kesehatan yang dirasakan saat tinggal di tempat seperti itu.

Salah satu sudut ruang terbuka hijau yang berada di kompleks hunian apartemen Southgate ResidenceDok. Sinar Mas Land Salah satu sudut ruang terbuka hijau yang berada di kompleks hunian apartemen Southgate Residence

Hunian green living di Ibu Kota

Hidup menyatu dengan alam tak selalu diartikan dengan tinggal di pedesaan. Di beberapa wilayah perkotaan, hunian green living juga bisa ditemukan, termasuk di Jakarta.

Namun, keinginan tersebut baru bisa terwujud apabila arsitek pengembang dapat menerjemahkannya dengan baik, seperti dilakukan Sinar Mas Land lewat produk hunian Southgate Residence.

Southgate Residence merupakan kompleks apartemen bernuansa green living yang dibangun dengan konsep mixed-used development.

Mixed-use merujuk pada penggunaan satu bangunan atau satu area untuk beberapa fungsi. Pada hunian, konsep ini terlihat dari adanya integrasi antara tempat tinggal dengan beberapa fasilitas penunjang seperti pusat belanja, area perkantoran, wahana rekreasi, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya.

Lantaran semuanya terintegrasi dengan baik dalam satu area atau satu bangunan, tinggal di hunian seperti itu memberikan keuntungan dan kemudahan bagi penghuninya. Terutama, dalam hal menghemat ongkos transportasi dan waktu. Sebab, jarak tempat tinggal dan fasilitas lainnya sangat dekat. Bahkan, tak jarang bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki atau sepeda.

Keuntungan itulah yang akan ditemukan di Southgate Residence. Apartemen ini sudah terintegrasi dengan office tower dan AEON Mall.

Kehadiran mal di kompleks apartemen tersebut membuat penghuninya dapat mengakses kebutuhan pokok secara mudah.

Selain itu, Southgate Residence juga berdekatan dengan fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan universitas.

Soal green living, Southgate Residence punya ruang terbuka hijau berbentuk taman tematik seluas 60 persen dari total luas keseluruhan kompleks yang mencapai 5,4 hektare. Selain menambah kesan estetik, kehadiran fasilitas ini juga baik untuk kesehatan penghuninya.

Apalagi, apartemen yang sempat menyabet penghargaan sebagai Best Premium Apartment dari Golden Property Award (GPA) pada Desember 2019 tersebut juga menyediakan beragam fasilitas pendukung kesehatan. Sebut saja jogging track, yoga sanctuary, gym, lapangan tenis dan basket, serta kolam renang.

Dari segi interior, setiap unit South Residence menampilkan kesan homey, nyaman, dan hangat berkat penggunaan berbagai material pilihan dan desain yang elegan.

Selain itu, hunian tersebut juga telah mengusung konsep smart home berteknologi Jepang. Hal ini bisa dilihat dari sistem keamanan pintu yang dapat dioperasikan menggunakan remote camera dan QR code.

Tak hanya memberikan solusi hunian ramah lingkungan berdesain elegan, Southgate Residence juga menawarkan kemudahan bagi mobilitas penghuninya. Ini mengingat kehidupan kota Jakarta cenderung dinamis sehingga segala sesuatunya mesti serbacepat.

Kemudahan tersebut dilihat dari letaknya yang strategis, yaitu di kawasan Central Business District (CBD) TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Lokasinya terbilang mudah dijangkau karena berdekatan dengan pintu tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) serta berdampingan dengan stasiun kereta api dan halte bus Transjakarta.

Bagi yang tertarik mencoba beralih tinggal di hunian green living seperti Southgate Residence, Anda bisa memanfaatkan program Move in Quickly.

Baca juga: Dinilai Praktis dan Efisien, Apartemen Sering Dipilih sebagai Solusi Hunian di Ibu Kota

Move in Quickly merupakan program keringanan harga yang berlaku untuk seluruh produk properti Sinar Mas Land, baik yang ready stock maupun under construction.

Khusus Southgate Residence, lewat program Move in Quickly, konsumen berkesempatan mendapat potongan harga hingga 15 persen yang berlaku untuk ketiga towernya, yaitu Altuera, Elegance, dan Prime.

Tak hanya itu, melalui program tersebut, konsumen juga berpeluang meraih hadiah berupa produk elektronik bernilai ratusan juta rupiah yang selengkapnya bisa dicek lewat link ini

Sementara itu, untuk informasi program Move in Quickly secara keseluruhan, silakan kunjungi tautan ini atau hubungi 021 53159000. 


Terkini Lainnya

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar 'Roadshow'

Pasarkan Hunian di IKN, Otorita dan Pengembang Akan Gelar "Roadshow"

Hunian
Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Investasi Rp 15,1 Triliun Masuk ke KEK Sepanjang Triwulan Pertama

Berita
Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Kuartal Pertama, Pengembang PIK2 Raup Pra-penjualan Rp 1,5 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tegal: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Jangan Buang Sisa Minyak ke Dalam Saluran Pembuangan Wastafel! Ini Alasannya

Tips
Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Ini Peran Kementerian ATR/BPN Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

128 Rumah Ramah Lingkungan di Cikupa Siap Dijual, Harganya Mulai Rp 1,8 Miliar

Berita
Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Bolehkah Menuangkan Air Mendidih ke Saluran Pembuangan Wastafel?

Tips
Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Punya 350 Hektar Lahan di Bali, ITDC Minta Perubahan Status Hak

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Wonogiri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Tahun 2024, Metland Bidik 'Marketing Sales' Rp 1,9 Triliun

Tahun 2024, Metland Bidik "Marketing Sales" Rp 1,9 Triliun

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purworejo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Kepada Pengusaha China, AHY Komitmen Mudahkan Izin Usaha dan Investasi

Berita
Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Indonesia Incar Pengurangan Emisi 385 Juta Ton, Baru Terpangkas Segini

Berita
Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Ke Jepang, Menhub Akan Bahas MRT Jakarta hingga Pelabuhan Patimban

Berita
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com