JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah perkotaan di kota-kota besar dipengaruhi aktivitas ekspansi komunitas yang cepat, seperti migrasi manusia dari daerah pedesaan ke perkotaan dan imigrasi antar-negara.
Urbanisasi yang cepat ini berangkat dari infrastruktur dan sumber daya yang terbatas yang telah dikonsumsi sangat banyak oleh kota-kota besar.
Jakarta sebagai wilayah metropolitan terbesar di Asia Tenggara, tak dapat menghindari dari permasalahan ini. Ada dua masalah utama yang dihadapi Jakarta yakni kemacetan lalu lintas dan banjir.
Baca juga: Reformasi Angkutan Umum Perkotaan
Implikasinya adalah munculnya masalah-masalah baru, seperti emisi karbon dioksida, kekurangan energi dan air, sanitasi dan pembuangan limbah yang buruk, kemacetan, infrastruktur tak memadai, perawatan kesehatan yang tidak mumpuni, penyediaan pendidikan, dan banyak lagi.
Bagaimana mengatasinya?
Banyak ahli mengatakan, bahwa teknologi dapat membantu kota menggunakan sumber daya melalui cara-cara yang lebih efektif, menciptakan lingkungan perkotaan yang lebih sehat, dan memberikan layanan lebih efisien.
Salah satu solusi yang diyakni dapat membantu kota adalah solusi digital yang dapat menghasilkan pengurangan 15 persen hingga 30 persen dalam emisi CO2, konsumsi energi dan air, kemacetan lalu lintas, dan kejahatan.
Namun, hal tersebut hanya dapat dicapai jika digitalisasi perkotaan dirancang di sekitar infrastruktur terintegrasi, menjadikannya lebih siap untuk memberikan layanan bernilai tambah terintegrasi seperti e-health, e-government, dan e-transportation.
"Pemerintah juga dapat menggunakan infrastruktur data dan alat analisis untuk meningkatkan perencanaan infrastruktur kota," tulis Debindo.
Ditinjau dari manfaatnya, teknologi digital adalah salah satu solusi paling menjanjikan untuk membantu memenuhi tantangan masalah perkotaan.
Sangat penting untuk berinvestasi dan memelihara infrastruktur yang tepat untuk mendukung transformasi teknologi digital dalam fasilitas kota.
Alih-alih mengambil pendekatan sedikit demi sedikit terhadap teknologi, kota harus mengembangkan rencana yang lebih agresif untuk menciptakan "kota pintar" yang dapat menyelesaikan tantangan budaya, sosial dan lingkungan dari urbanisasi.
Untuk itu, PT Debindo Multi Adhiswasti (Debindo) menggelar IndoBuildTech Expo 2020 dengan mengusung tema Transforming Into Digital Cities: Through Infrastructure and Community Advancement.
Dalam keterangannya kepada Kompas.com, Senin (17/2/2020), Debindo menggelar ekspo ini pada 1-5 April 2020 di Indonesia Convention Center (ICE) BSD City, Serpong, Banten.
Penyelenggaraan ekspo ini juga akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta pada 13 hingga 16 Agustus 2020, dan di Grand City Surabaya pada 4-8 November 2020.
Dalam penyelenggaraan event kali ini, Debindo didukung oleh Kementerian PUPR, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), dan sejumlah institusi lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.