Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghadirkan Arsitektur Nusantara Melalui Sayembara

Kompas.com - 05/10/2019, 07:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya mendorong sektor pariwisata agar menjadi salah satu motor pembangkit devisa negara terus dilakukan pemerintah.

Sektor pariwisata nasional tak bisa hanya pengekor negara lain. Indonesia harus memiliki tren sendiri, untuk dapat memenangkan persaingan di level ASEAN maupun dalam cakupan yang lebih luas. 

Kenyataannya, sektor pariwisata domestik masih lemah. Hal itu terlihat dari minimnya upaya untuk menghadirkan nilai-nilai arsitektur nusantara yang kental. 

Sejauh ini, hanya Bali yang secara konsisten menghadirkan nilai-nilai kebudayaannya lewat setiap ornamen yang ada di seluruh wilayah Pulau Dewata.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengamini hal tersebut.  Ia berkisah, beberapa kali kena tegur Presiden Joko Widodo ketika mendampinginya saat melakukan kunjungan kerja ke daerah, seperti ke Danau Toba di Sumatera Utara atau Borobudur di Jawa Tengah. 

Baca juga: 10 Oktober, Groundbreaking Destinasi Super Prioritas Danau Toba

Kedua wilayah itu, sebut Arief, kurang dapat menonjolkan nilai-nilai kekhasan daerah masing-masing melalui seni arsitektur yang ada. 

Padahal, bila nilai kebudayaan masing-masing daerah diangkat, tak menutup kemungkinan dapat menjadi magnet wisatawan, baik dalam maupun luar negeri.

"Instruksi Presiden jelas, yaitu untuk mengembangkan arsitektur nusantara," kata Arief saat kegiatan Malam Penganugerahan Pemenang Sayembara Desain Akhir Arsitektur Nusantara Pusat Informasi Pariwisata 2019 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Jumat (4/10/2019) malam.

Pemerintah sendiri tak tinggal diam. Berbagai upaya dilakukan untuk menghadirkan seni arsitektur nusantara yang kontemporer namun tidak meninggalkan kekhasan nilai-nilai kebudayaannya. Salah satunya melalui sayembara.

Meningkat

Sayembara yang puncak acaranya dilakukan pada malam ini adalah kegiatan kedelapan yang dilakukan Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan PT Propan Raya sejak 2012 silam. Namun, untuk tema arsitektur nusantara, baru kali ini dihelat. 

Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) mengunjungi Dermaga Jety Samosir di kawasan Pantai Pasir Putih, Samosir, Sumut, Selasa (30/7/2019). Kedatangan Presiden itu untuk meninjau pengembangan wisata di kawasan Danau Toba yang akan dijadikan destinasi wisata berkelas dunia.ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) mengunjungi Dermaga Jety Samosir di kawasan Pantai Pasir Putih, Samosir, Sumut, Selasa (30/7/2019). Kedatangan Presiden itu untuk meninjau pengembangan wisata di kawasan Danau Toba yang akan dijadikan destinasi wisata berkelas dunia.
Sebanyak 1.007 tim yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan ini. Jumlah ini naik 69 persen bila dibandingkan dengan sayembara serupa yang dihelat tahun lalu. 

Namun, hanya 373 tim yang pada akhirnya memasukkan karyanya. Adapun secara keseluruhan, total karya yang diterima panitia sebanyak 543 karya atau naik 48 persen dibandingkan tahun lalu. 

Karya yang masuk merepresentasikan sepuluh 'Bali Baru' dan satu satu destinasi pariwisata tambahan yang telah ditetapkan pemerintah.

Kesebelas tempat itu adalah Danau Toba (56 karya), Tanjung Kelayang (54 karya), Tanjung Lesung (45 karya), Kepulauan Seribu dan Kota Tua (41 karya) dan Borobudur (59 karya).

Baca juga: Denpasar, Jakarta, dan Batam, Top Ten Pertumbuhan Turis Terbesar Dunia

Kemudian, Bromo-Tengger-Semeru (58 karya), Mandalika (49 karya), Labuan Bajo (48 karya), Wakatobi (49 karya), Morotai (47 karya) dan Likupang (37 karya).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau