Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Jalur Khusus Motor, Investasi Bertambah Seperempat Kali Lipat

Kompas.com - 31/01/2019, 19:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penambahan jalur khusus bagi sepeda motor di jalan tol dipastikan akan memengaruhi nilai investasi yang harus dikeluarkan badan usaha jalan tol (BUJT).

Sebab, jalur khusus yang dibangun itu harus terpisah dari jalur utama yang digunakan bagi kendaraan roda empat atau lebih.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna memperkirakan, pembengkakan investasi itu bisa mencapai seperempat dari total kebutuhan anggaran yang harus dikeluarkan.

Untuk membagun tol biasa (at grade) dengan empat lajur atau masing-masing jalur terdapat dua lajur, menghabiskan anggaran Rp 80 miliar hingga Rp 100 miliar per kilometernya.

Maka, dengan dengan penambahan jalur khusus ini biayanya bisa membengkak menjadi Rp 100 miliar hingga Rp 125 miliar per kilometer.

“Itu kira-kira penghitungan kasarnya ya,” kata Herry kepada Kompas.com, Rabu (30/1/2019).

Baca juga: Motor Lewat Tol, Harus Dibuat Jalur Khusus

Ia menjelaskan, dalam aturan standard yang digunakan untuk satu lajur khusus sepeda motor memiliki lebar 2 meter.

Bila berkaca pada penerapan di Jembatan Tol Suramadu lebarnya mencapai 2,75 meter satu arah. Sementara di Tol Bali Mandara lebarnya mencapai 3 meter satu arah.

“Kalau ideal itu tergantung. Ada yang menyebut studi 3,81 meter seperti di Malaysia. Itu dua kendaraan asumisnya,” cetus Herry.

Ia menambahkan, mengacu standardisasi jalan tol dalam kota di mana setiap lajur memiliki lebar 3,5 meter, artinya dalam satu jalur dengan dua lajur lebarnya mencapai 12 meter.

Dengan catatan, lebar bahu jalan mencapai 2,5 meter masing-masing.

"Kalau ditanya lebar (lajur khusus motor) masing-masing itu 6 meter, katakanlah 6 bagi 24. Kalau dalam kota itu 40 meter ya ROW-nya, oh tiga lajur. 6 per 24 seperempat kalinya lah,” terang Herry.

“Ini kasarnya ya kalau dari yang biasa, at grade. Tapi tentu harus dihitung lagi,” tuntas Herry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com