Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitur Canggih Train 18, Kereta Pertama Tanpa Awak India

Kompas.com - 29/10/2018, 19:30 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah India melalui Indian Railways, operator perkeretaan milik negara, akhirnya meluncurkan Train 18, kereta tanpa awak yang beroperasi untuk kali pertama di India, pada Senin (29/10/2018).

Kereta ini diproduksi oleh Integral Coach Factory (ICF) di Chennai, India, sebagai bentuk realisasi dari rencana produk dalam negeri yang dikenal dengan slogan “Make in India”.

Baca juga: India Luncurkan Kereta Pertama Tanpa Awak

Sebagai generasi penerus kereta Shatabdi Express yang sudah beroperasi selama 30 tahun, Train 18 merupakan kereta yang memiliki fitur canggih yang mencerminkan alat transportasi modern.

Berikut sejumlah fitur dan fasilitas Train 18:

  • Rangkaian kereta ini terdiri dari 16 gerbong tanpa lokomotif dan semuanya dilengkapi AC atau pendingin ruangan.
  • Kereta tanpa awak yang dilengkapi dengan kamera closed circuit television (CCTV) untuk menjamin keselamatan dan keamanan para penumpang.
  • Kereta ini disebut dengan ”Make in India, Made for India” oleh Menteri Kereta Api Piyush Goyal dan telah dilengkapi dengan wi-fi dan perangkat audio visual untuk hiburan penumpang selama di perjalanan.
  • Ada dua gerbong eksekutif di bagian tengah rangkaian kereta dan masing-masing terdiri dari 52 kursi.
  • Di gerbong biasa terdapat masing-masing 78 kursi. Setiap kursi di dalamnya bisa diputar hingga 360 derajat.
  • Kereta ini dibuat selama 18 bulan dan dirancang sedemikian rupa sehingga penumpang bisa melihat kabin pengemudi.
  • Kereta produksi dalam negeri ini memiliki fitur pencahayaan yang menerangi seluruh gerbong, pintu otomatis, dan pijakan kaki yang bisa digeser.
  • Tersedia alat Global Positioning System (GPS) berbasis Passenger Information System (Sistem Informasi Penumpang).
  • Pijakan kaki di pintu setiap gerbong bisa bergeser ke luar ketika kereta berhenti di stasiun. Hal ini memungkinkan penumpang untuk turun dengan aman dan nyaman. Fitur ini terintegrasi sesuai dengan ketinggian antara lantai kereta dan stasiun.
  • Kereta ini bisa berjalan dengan kecepatan hingga 160 kilometer per jam, lebih cepat dari kereta Shatabdi Express yang kecepatannya 130 kilometer per jam. Dengan begitu, waktu perjalanan dengan menggunakan Train 18 akan berkurang sekitar 15 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Pendapatan Waskita Beton Naik 38 Persen Jadi Rp 505,68 Miliar

Berita
Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Jumlah Backlog Kepemilikan Rumah Berkurang Jadi 9,9 Juta

Berita
Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Kuartal I-2024, Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen

Berita
[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

[POPULER PROPERTI] Pasok Material Tol Padang-Sicincin, HK Kolaborasi dengan Korem 032/Wirabraja

Berita
9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

9 Jembatan Tua di Jatim Tuntas Diganti, Telan Biaya Rp 591,9 Miliar

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pekalongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Purbalingga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Brebes: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kebumen: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Kini, Masyarakat Banyuwangi Tak Lagi Waswas soal Kepastian Tanah

Berita
Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Berapa Lama Mesin Cuci di Rumah Anda Bisa Bertahan?

Tips
5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

5 Tanda Mesin Cuci di Rumah Anda Perlu Diganti

Tips
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Rembang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

MRT Jakarta Gaet SMI, Garap Proyek Mixed Use di Dekat Stasiun Blok M dan ASEAN

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Salatiga: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com