Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsitek Dubai Rancang Pembersih Udara untuk Delhi

Kompas.com - 01/09/2018, 10:04 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bayangkan bila New Delhi, India, yang kondisi udaranya tercemar polusi tiba-tiba bersih. Tak ada debu, kabut asap, hingga udara yang lebih segar.

Sebuah studio arsitek yang berbasis di Dubai, Znera, saat ini tengah mengembangkan konsep jaringan menara setinggi 100 meter yang akan menyerap kabut asap serta membersihkan udara Delhi.

Disebut The Smog Project, menara ini bertugas membersihkan seluruh udara Delhi, dengan jangkauan pembersihan untuk setiap menara mencapai 1,2 mil.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO beberapa waktu lalu menempatkan Delhi sebagai kota paling tercemar di dunia.

Baca juga: Cara 4 Kota Dunia Perangi Polusi

Limbah industri, kendaraan diesel, pembangkit listrik, serta pembakaran tanaman di wilayah Haryana dan Punjab, memberikan kontribusi besar terhadap kualitas udara yang buruk.

Pada saat nitrogen oksida dan senyawa organik yang mudah menguap dilepaskan akibat kegiatan-kegiatan tersebut, berubah menjadi kabut asap ketika bereaksi dengan sinar matahari, sehingga sangat berbahaya ketika dihirup.

Bahkan, tingkat karsinogenik di Delhi saat ini sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan Beijing.

The Smog Projectdezeen The Smog Project

Dalam usulan yang diajukan Znera, setiap menara akan menangkap polutan di sekitarnya. Udara tersebut kemudian disaring dan dikembalikan menjadi udara yang lebih segar dan bersih menggunakan baling-baling di atasnya.

Setiap menara diklaim akan menghasilkan 3,2 juta meter kubik udara bersih setiap harinya, guna mengurangi tingkat polusi ke level sedang.

Sementara itu, jembatan penghubung berfungsi sebagai pemurni udara vertikal, yang akan disusun secara heksagonal dan ditempatkan pada titik-titik utama kota.

Sel bahan bakar hidrogen yang terletak di jembatan akan digunakan untuk menyalakan menara penghisap kabut asap, dengan bantuan panel surya.

The Smog Projectdezeen The Smog Project

Adapun partikel karbon yang dikumpulkan, menurut para arsitek, dapat digunakan untuk membuat beton, graphene, hingga tinta.

Perusahaan start up di India, Graviky Labs, telah menciptakan metode yang mengubah karbon dari polusi udara menjadi proyk yang disebut Air Ink.

The Smog Project sendiri telah terpilih sebagai proyek eksperimental masa depan pada ajang penghargaan World Architecture Festival 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com