KOMPAS.com - China merupakan mitra dagang terbesar Ethiopia saat ini. Pada 2015, volume perdagangan antara kedua negara ini telah mencapai 6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 86,9 triliun.
Investasi China telah masuk ke berbagai sektor, di antaranya industri manufaktur, real estat, dan konsultasi.
Pada awal 2017, investasi China di Ethiopia telah mencapai 269,4 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,9 triliun untuk mengerjakan proyek Pemerintah Ethiopia.
Baca juga: Kini, Ethiopia Sudah seperti China di Afrika
Saat itu, Direktur Komunikasi Badan Investasi Ethiopia, Mekonen Hailu, mengatakan bahwa 68 proyek yang dikerjakan oleh China sudah beroperasi.
Sementara, 41 proyek lainnya telah memasuki tahap akhir pengerjaan dan diharapkan selesai pada akhir 2017.
“Perusahaan investasi China merupakan sumber investasi asing yang paling signifikan ke Ethiopia pada tahun 2017,” ujar Mekonen, seperti dikutip Ethiopianhome.com.
Di posisi berikutnya, ucap dia, perusahaan asing lainnya yang berinvestasi di sana yakni India dan Belanda di urutan kedua dan ketiga.
Hingga kini, Ethiopia masih menjadi mitra penting bagi China untuk menjalankan pemulihan perdagangan dalam program China’s Belt and Road Initiative (BRI).
Sebelumnya, China berkonsentrasi di wilayah Afrika Timur, termasuk di Ethiopia dan Kenya, untuk mengembangkan infrastruktur jalan.
Wilayah itu dijadikan fokus investasi karena upah tenaga kerjanya murah, jaringan transportasinya memadai, pasarnya luas, dan konsumennya banyak.
Ethiopia juga menjadi mitra utama karena lokasinya yang strategis di dekat Djibouti, negara pelabuhan di mana China memiliki pangkalan militer angkatan laut.
Kehadiran China di perairan Ethiopia juga memungkinkan untuk mengakses pasar di Eropa melalui Terusan Suez.
Meskipun memiliki peluang besar di Ethiopia, tetapi China juga harus menghadapi berbagai masalah, terutama yang berkaitan dengan kerusuhan sipil di Ethiopia.
Namun, jumlah investasi asing ke Ethiopia terus memperlihatkan peningkatan sehingga memberi harapan bagi China untuk melanjutkan proyek-proyeknya di negara tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.