JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan Monumen Kapsul Waktu di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua.
Pembangunan tahap pertama dilakukan pada tahun 2016, yaitu pekerjaan fondasi senilai Rp 7 miliar.
Pekerjaan tahap kedua dilanjutkan mulai Juli 2017 dan ditargetkan selesai pada Desember 2018 dengan ongkos konstruksi Rp 82,9 miliar melalui anggaran Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR.
Bertindak selaku kontraktor pelaksana yaitu PT Nindya Karya.
Progres fisik saat ini sudah mencapai 74 persen dan direncanakan bisa rampung pada Oktober 2018.
Dia mengatakan, dirinya hadir saat dimulainya program itu di Sabang serta ikut menerima di Kalimantan Timur dan Merauke.
“Kami ditugasi membangun monumen untuk menyimpan Kapsul Waktu yang akan dibuka pada tahun 2085,” ucap Basuki, beberapa waktu lalu.
Kapsul Waktu itu berisi mimpi dan harapan anak-anak Indonesia mengenai kondisi Indonesia 70 tahun mendatang yang dibawa secara estafet mulai dari Aceh ke semua provinsi di Indonesia.
Perjalanan itu berakhir di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, pada Desember 2015.
Lokasi monumen Kapsul Waktu berada di depan Kantor Bupati Merauke dan dekat dengan Bandara Mopah.
Keberadaannya diharapkan bisa menjadi ikon baru Kabupaten Merauke yang bisa dilihat saat pesawat mendarat.
Adapun desain monumen itu dibuat oleh Yori Antar, arsitek Indonesia yang juga terlibat dalam desain arsitektur infrastruktur PUPR lainnya.
Pemilihan angka 17, 8, dan 45 merupakan angka-angka kunci dalam ukuran monumen. Maksudnya, monumen itu memiliki lebar 17 meter, tinggi 8 meter, dan panjang 45 meter.
Bangunan tugu kapsul itu juga memiliki lima akses masuk yang berarti lima suku asli Merauke, yaitu Malind, Muyu, Mandobo, Mappi, dan Auyu.
Kelima suku itulah yang menjaga tugu kapsul waktu tersebut.
Monumen yang merupakan karya seni sejarah untuk generasi penerus bangsa ini mempunyai arsitektur yang mengadopsi budaya Papua, di mana Kapsul Waktu akan ditempatkan di atas bangunan tugu yang terinspirasi dari menara perang Suku Dani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.