Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stadion-stadion Ini Jadi Ikon Piala Dunia

Kompas.com - 30/06/2018, 19:19 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perhelatan Piala Dunia yang dilangsungkan setiap empat tahun sekali, selalu menyisakan berbagai cerita.

Cerita tersebut berupa luapan emosi. Baik itu kegembiraan maupun kesedihan ketika menyaksikan jalannya pertandingan tim nasional yang dibela bersama rekan atau keluarga.

Dan stadion tempat para 'gladiator' itu bertarung memperebutkan trofi emas Piala Dunia, menjadi saksi bisu pada setiap momen kenangan tersebut.

Baca juga: Saint Petersburg, Salah Satu Stadion Termahal Dunia

Kompas.com merangkum dari Designboom beberapa stadion paling ikonik di dunia dalam sejarah Piala Dunia:

Stadion YokohamaDesignboom Stadion Yokohama

1. Piala Dunia 2002: Jepang dan Korea

Memiliki kapasitas 72.000 kursi penonton, Stadion Yokohama atau lebih dikenal sebagai Nissan Stadium menjadi stadion paling bersejarah pada ajang Piala Dunia saat itu.

Empat pertandingan digelar di sini, termasuk laga final yang mempertarungkan German dan Brasil.

Stadion ini juga menjadi saksi bagaimana legenda Brasil, Ronaldo menjadi man of the match pada pertandingan tersebut. 15 gol berhasil dilesakkan Ronaldo, dua di antaranya terjadi pada laga final tersebut.

Ronaldo pun sukses mengantarkan Brasil memperoleh trofi kelima Piala Dunia saat itu.

Stadion ini dirancang oleh tim perencana, arsitek, serta insinyur dari MHS, yang telah memiliki pengalaman lebih dari 87 tahun di Jepang.

2. Piala Dunia 2006: Jerman

Jerman memang layak dinobatkan sebagai salah satu negara yang memiliki stadion terbaik. Hal ini sejurus dengan sejarah mereka dalam memenangi turnamen ini.

Tercatat, setidaknya sudah empat kali der Panzer, sebutan Timnas Jerman, memenangi ajang pertandingan sepak bola paling bergengsi ini.

Kepiawaian Jerman tak hanya berhenti pada mengolah si kulit bundar. Tetapi juga dalam merancang stadion.

Dua stadion di negara ini pun layak disebut sebagai ikon Piala Dunia saat itu karena kejeniusan arsitekturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com