KOMPAS.com - Kayu padat merupakan bahan dasar untuk membuat mebel. Menurut penelitian arkeologi, orang Yunani kuno pada abad kelima sebelum Masehi mulai membuat dan mengukir kursi, tempat tidur, dan meja yang berbahan dari kayu padat, seperti mapel dan pohon ek.
Bahan kayu ini tetap populer hingga sekarang meski telah mengalami siklus revolusi nilai seni.
Kemunculan jenis kayu pengganti yang baru dengan harga lebih murah dan mudah diperoleh, seperti kayu lapis yang dibentuk, plastik, dan fiberglass, telah memengaruhi industri furnitur. Namun, kayu padat tetap eksis.
Keindahan furnitur kayu padat terletak pada kekuatan, daya tahan, dan tekstur alaminya.
Satu potong kayu padat berkualitas tinggi bisa bertahan selama beberapa dekade atau bahkan berabad-abad asalkan penggunaannya tepat.
Bagaimanapun juga, ada perabot yang mungkin terlihat bagus saat dipamerkan di toko, tetapi Anda akan tahu kekurangannya setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu di rumah.
Tips berikut ini bisa membantu Anda mengetahui jenis kayu padat yang asli:
1. Harga menentukan kualitas
Kayu padat yang tumbuh di hutan biasanya membutuhkan waktu 15 hingga 25 tahun sebelum dapat digunakan.
Selain peralatan dan proses pengeringan kayu, ide serta proses desain dan pengerjaan menentukan nilai dari mebel yang terbuat dari kayu padat.
Umumnya butuh lebih dari dua dekade untuk perubahan dari pohon hingga menjadi suatu mebel yang siap digunakan.
Barang yang terbuat dari kayu lalu dijual di bawah harga pasaran biasanya merupakan barang palsu karena harganya terlalu murah jika memang itu asli dan kualitasnya bagus.
2. Rasakan berat dan kepadatannya
Mebel yang terbuat dari kayu padat diukir dari sepotong kayu. Kayu padat yang asli terlihat kokoh dan terasa berat karena struktur kayunya benar-benar utuh tanpa ruang hampa.
Sementara kayu yang direkayasa merupakan material komposit yang dibuat dengan memadatkan serabut kayu, serat, dan kayu lapis. Bobotnya terasa lebih ringan dan kepadatannya berkurang.