JAKARTA, KompasProperti - Capaian ekspor furnitur Tanah Air pada 2017 diprediksi hanya tumbuh tipis dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, optimisme pelaku usaha dalam negeri terhadap bisnis ini masih cukup tinggi.
"2017 ini data BPS belum rilis, biasanya baru rilis bulan Maret, sehingga data akurat belum bisa kita paparkan," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur di Jakarta, Rabu (10/1/2017).
Pada 2016 lalu, ia menjelaskan, nilai ekspor mebel hanya 1,6 miliar dollar AS atau turun sekitar 300 juta dollar dibandingkan 2015. Sementara untuk ekspor kerajinan hanya berada pada kisaran 800 juta dollar AS.
Untuk 2017, Abdul memprediksi, terjadi sedikit pergerakan sekalipun hanya tipis.
"Internal HIMKI sudah membuat catatan. Jadi mebelnya kira-kira 1,68 miliar dollar, kemudian kerajinannya 820 juta dollar. Jadi kombinasi dari mebel dan kerajinan tumbuh di kisara 4-5 persen," kata Abdul.
Penurunan ekspor, menurut dia, hampir terjadi di berbagai lini usaha. Hanya industri yang bergerak di sektor makanan dan minuman yang mencatatkan peningkatan.
Meski demikian, Abdul optimistis, dapat mencapai target yang telah ditetapkan HIMKI saat pemerintahan baru terbentuk, yakni 5 miliar dollar AS dalam kurun waktu empat tahun.
Terlebih, bila melihat kondisi perekonomian global yang mulai membaik, serta masih tingginya permintaan terhadap produk ini.
"Memang masih jauh dari angka yang kita canangkan sampai 2019. Kan ini berarti praktis kurang lebih sekitar 55 persen (capaiannya)," cetusnya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menggenjot pendapatan ekspor yakni dengan menyelenggarakan pameran di dalam negeri, maupun mengikuti pameran di luar negeri dengan memboyong para pengusaha Tanah Air.
Dalam waktu dekat, sepuluh pengusaha furnitur akan mengikuti kegiatan pameran IMM 2018 yang digelar di Cologne, Jerman.
HIMKI menargetkan dapat meraih devisa hingga 200 juta dollar. Baik itu yang berasal dari transaksi di tempat, maupun tindak lanjut dari pesanan-pesanan setahun untuk pasaran Eropa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.