JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus ambruknya tembok underpass atau terowongan Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta, Senin (5/2/2018) sore, dinilai sebagai sebuah bentuk kegagalan bangunan.
Tembok tersebut ambruk setelah pekerjaan konstruksi rampung dan telah dioperasikan penggunaannya. Seperti diketahui, di atas terowongan itu terdapat jalur rel kereta Bandara Soekarno-Hatta.
"Yang di Bandara ini menurut kami masuknya ke kegagalan bangunan, jadi nanti akan dikirimkan ahli khusus untuk menilai," kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto di kantornya, Kamis (8/2/2018).
Arie enggan mengungkapkan dugaan awal penyebab ambruknya tembok parimeter yang dibangun PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Ia lebih memilih menunggu hasil investigasi yang akan dilakukan tim.
"Tim itu dibentuk oleh Menteri PUPR. Jumlahnya kalau enggak salah ada enam ahli khusus. Nanti akan ada rekomendasi," kata dia.
Untuk diketahui, akibat peristiwa tersebut dua perempuan yang melintas dengan satu mobil sempat tertimbun tanah dan beton material terowongan hingga salah satunya meninggal dunia.
Mereka merupakan karyawan Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia yang kantornya ada di Bandara Soekarno-Hatta, dengan nama Dianti Diah Ayu Cahyani Putri (24) dan Mukhmainna Syamsuddin (24).
Keduanya telah diselamatkan dari timbunan tanah dan beton di lokasi, namun Putri dinyatakan meninggal dunia akibat patah tulang, traumatic di leher, hingga nafas dan detak jantung yang tidak stabil.
Sedangkan Mukhmainna masih dirawat di Rumah Sakit Siloam di Tangerang.
Menunggu Investigasi
Kompas.com sudah berupaya meminta penjelasan mengenai longsornya tanah di terowongan itu kepada pihak Waskita Karya. Namun, mereka belum bersedia dimintai keterangannya.
Keterangan dari pihak humas Waskita Karya juga belum banyak membantu. Mereka mengaku masih menginvestigasi dan belum bisa memberi penjelasan lebih lanjut.
"Mohon maaf belum bisa memberikan informasi lebih jauh karena masih menunggu hasil investigasi. Kami juga menyampaikan empati dan duka mendalam kepada para korban beserta keluarga," kata Manajer Humas Waskita Karya Poppy saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/2/2018) sore.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.