Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi PP Properti Agar Mal Tidak Sepi

Kompas.com - 15/12/2017, 18:00 WIB
Dani Prabowo

Penulis

BEKASI, KompasProperti - Perkembangan teknologi turut mendorong perubahan gaya hidup masyarakat dalam berbelanja. Tak heran, bila sejumlah peritel pun menutup gerainya di beberapa pusat perbelanjaan.

Tak hanya di luar negeri, kondisi serupa juga terjadi di Tanah Air. Sebut saja Matahari Department Store, dan Debenhams Department Store, yang dalam beberapa waktu terakhir menutup gerai mereka di beberapa mal di Jakarta.

Direktur Utama PT PP Properti Tbk (PPRO) Taufik Hidayat tak menampik fenomena tersebut. Namun, ia mengaku, memiliki strategi jitu untuk memastikan agar peritel mereka tidak hengkang.

"PPRO itu strateginya untuk mengangkat kawasan. Misalnya ini (Lagoon Avenue Bekasi), kita yakin pangsa pasarnya," kata Taufik menjawab pertanyaan KompasProperti, Jumat (15/12/2017).

Lagoon Avenue berada di kawasan Grand Kamala Lagoon Bekasi. Setidaknya, ada 38 menara apartemen yang akan dibangun di kawasan seluas 30 hektar ini.

Sejauh ini, sudah ada dua menara yang telah selesai dibangun dan akan serah terima unit dalam waktu dekat. Kedua menara itu yakni Emerald dan Barclay dengan jumlah masing-masing 1.100 unit.

"Jadi dia akan memperkuat kawasan ini. Dia tidak akan berdiri sendiri, tapi dia adalah bagian dari peningkatan kawasa," kata Taufik.

Selain itu, ia menambahkan, luas area mal yang dibangun pun tidak terlalu besar hanya sekitar 23.000 meter persegi.

Hal serupa juga berlaku untuk mal lain yang sedang dibangun yakni Lagoon Avenue Dhamahusada di Surabaya Timur (8.979 meter persegi), Lagoon Avenue Sungkono di Surabaya Barat (19.224 meter persegi), Kaza City Surabaya (18.923 meter persegi) dan Balikpapan Ocean Square (30.439 meter persegi).

Dengan ukuran yang tidak terlalu besar, konsep yang diusung adalah lifestyle mall dengan memperbanyak tenant yang berasal dari sektor food and beverage dan entertainment.

"Itu saya bilang strateginya. Kan kita ada dua, lalu nambah tiga. Malnya lifestyle, jadi didominasi kebutuhan harian daripada pakaian. (Pakaian) ada tapi persentasinya kecil," sebut Taufik.

Kendati jumlah pusat perbelanjaan semakin banyak, Taufik optimistis, bila mal yang dibangun PPRO tidak akan sepi.

Terlebih, strategi utama mereka adalah melengkapi kawasan hunian yang dikembangkan.

"Orang kan butuh makan, butuh hiburan. Jadi akan menjamin larisnya mal itu, (paling tidak) dari kawasannya itu sendiri," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau