Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelamnya Natal Terakhir "Toys R Us"…

Kompas.com - 06/12/2017, 10:00 WIB
Haris Prahara

Penulis

KompasProperti – Ada nuansa berbeda jelang Natal 2017 ini di gerai Toys R Us Inggris. Keriaan pengunjung memborong mainan hadiah Natal segera menjadi kenangan.

Jauh berbeda dibandingkan era kejayaannya pada 1980-an hingga 1990-an, peritel mainan legendaris itu kini telah kehilangan pesonanya. Perubahan tren ritel menjadi gelombang nestapa tak terelakkan bagi Toys R Us.

Sebanyak 26 gerai Toys R Us di negeri Pangeran Harry dipastikan gulung tikar. Jumlah itu bertambah satu dibandingkan rencana awal penutupan yaitu 25 toko.

Baca juga: Bisnis Ritel Makin Suram, "Toys R Us" Bersiap Tutup 25 Toko

Momen Natal hingga tahun baru sekadar menjadi ajang penghabisan. Kiblat bisnis berubah dari mencari laba jadi bagaimana stok cepat habis sehingga kerugian minimal.

Sebanyak 800 pekerja terancam jadi pengangguran. Tersisih akibat kelesuan ritel tak berujung.

Menanggapi situasi kelam perusahaan, Managing Director Toys R Us Inggris Steve Knights mengatakan, pil pahit mesti ditelan sebagai akibat “terlalu besar dan mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan ritel saat ini”.

Tindakan tak populis bagi karyawan yakni penutupan toko menjadi jalan terbaik. Meksipun, menyakitkan.

"Seperti banyak peritel di pasar Inggris saat ini, kami perlu mengubah bisnis sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih baik,” ujar Knights, seperti dikutip The Guardian, Senin (4/12/2017).

Ilustrasi ritel tutupDragonImages Ilustrasi ritel tutup
Peritel itu kini tengah mengajukan proses company voluntary arrangement (CVA). Adapun CVA merupakan mekanisme yang memungkinkan Toys R Us untuk mengatur dana dan operasionalnya sambil menikmati perlindungan dari kreditor mereka.

“Keputusan untuk mengajukan CVA amatlah sulit, namun kami memutuskan inilah jalan terbaik untuk membuat perubahan penting pada bisnis ini,” sambung Knights.

Ke depan, imbuh dia, Toys R Us bakal fokus pada bentuk toko lebih segar, lebih kecil, dan lebih strategis. Bisnis daring pun kian dilirik oleh Toys R Us.

“Bisnis kami telah mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, kami perlu mengambil tindakan tegas untuk mempercepat transformasi,” tuntasnya.

Sekadar informasi, Toys R Us Inggris merupakan anak usaha dari pusatnya di Amerika Serikat.

Di negara asalnya, peritel itu juga tengah tertatih. September lalu, Toys R Us pusat telah mengajukan perlindungan kebangkrutan setelah utang menggunung hingga 5 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau